Pangeran Donghyuck termenung. Kebahagiaanya terenggut secara paksa, melihat mayat Minhyung terbujur dingin dihadapannya beberapa bulan yang lalu. Pangeran Donghyuck tak ingin bertemu siapapun. Kedua tangannya terpasung erat di atas kepalanya. Siksaan Raja Jongin memang tak pernah main-main. Pangeran Donghyuck hidup dalam kematian! Tak ada yang peduli! Persetan dengan nasib Pangeran pembawa bencana itu! Semua sontak berfikir seperti itu.
Ruangan terbuka, paviliun dingin itu terbuka menampakan sosok tampan dengan rahang tegas, bibir tipis juga mata sipit yang tajam. Mata bulat Pangeran Donghyuck menajam saat melihat sosok yang ingin dibunuhnya berada dihadapannya.
"Lama tak bertemu, pangeran. Kau baik?" Ujar sosok itu basa basi. Seharusnya, ia sudah melihat bahwa Pangeran Donghyuck tidak baik-baik saja. Torehan luka disekujur tubuhnya dengan tubuh kurus karena kurang gizi.
Pangeran Donghyuck diam. Tak berniat menjawab ocehan tak berguna Lee Jeno yang biadab. Pangeran Donghyuck meludah tepat di depan Jeno yang berdiri angkuh dihadapannya. Pangeran Donghyuck tak sudi menjawab ucapan Lee Jeno.
"Aku sudah tau tentang ramalan itu, Hyuck-ah. Kau tidak terkejut 'kan?" Jeno maju beberapa langkah, mendekat kearah Donghyuck yang terpasung kedua tangannya, "Kau tau jika aku sosok ketiga dalam hubungan ketidaknormalan milikmu?" Jeno memegang pipi Pangeran Donghyuck, mengelus dan membelai penuh sayang. Sorot matanya menyiratkan berbagai emosi, kecewa dan memuja terlihat disana.
Pangeran Donghyuck masih belum berniat menjawab. Kepalanya menoleh ke kanan atau ke kiri. Menolak sentuhan Lee Jeno yang biadab.
"Bukankah Raja Jongin sudah berkata padamu? Pilih aku, maka aku akan mengutamakan seluruh kebahagiaanmu. Konsekuensi saat bersamaku tak terlalu fatal, tidak seperti sosok bajingan Lee Minhyung anak dari seorang pengkhianat." Smirk Jeno muncul dibibirnya.
Donghyuck mengepalkan tangannya yang tengah terpasung, jika keadaannya bebas, mungkin Donghyuck akan segera memukul wajah rupawan--bajingan-- milik Jeno.
"Jangan menyebutnya seperti itu, brengsek!" Pangeran Donghyuck mengumpati Lee Jeno yang notabene juga seorang Pangeran.
"Dia terlahir dari sperma pengkhianat negara. Kenapa kau--
"Lalu bagaimana denganmu? Kau tidak terlahir dari sperma pembunuh, tapi kau membunuh nyawa seorang yang tak pernah berbuat salah padamu!"
Jeno belum sempat menjawab, ucapan Donghyuck menohoknya. Benar, Lee Jeno yang telah membunuh Lee Minhyung dengan panah beracun miliknya.
"Aku hanya ingin hidup bersamamu. Akan selalu aku ingatkan engkau! Bukan dalam frasa cinta atau sebagainya. Ini tentang hidupku yang bergantung padamu!" Lee Jeno memberi pembelaan pada dirinya sendiri.
"Ini juga bukan tentang hidup atau matimu, aku tak peduli! Persetan dengan kehidupanmu, tapi ini menyangkut kebahagiaanku, brengsek!" Umpat Donghyuck tepat di wajah Jeno yang berada didepannya.
"Jangan terlalu naif, Minhyung tak menjamin bahagiamu! Hidup sebagai pasangan tidak normal juga dengan status buronan terdengar sangat membosankan, Hyuck-ah." Jeno mundur, tubuhnya berbalik memunggungi Donghyuck.
"Ada aku, aku bisa menjamin bahagiamu." Ucap Jeno mantap. Tudung kepala yang menutupinya melorot kebawah, menampakan paras rupawan miliknya.
Donghyuck tersenyum tipis. Tawaran bagus yang terdengar menyenangkan.
"Tolok ukur bahagiaku dan bahagiamu berbeda. Kau bicara apa? Kau akan mengutamakan kebahagiaanku? Benarkah?" Donghyuck menelengkan kepalanya ke samping, Jeno mengangguk mantap mendengar ucapan Donghyuck; "Jika bahagiaku adalah kematianmu. Lantas, apa yang akan kau lakukan? Jawaban apa yang tepat untuk diberikan untukku?"
Fin.
Jawabannya adalah.....
Tulis dikomentar😂
Ini adalah cuplikan scene ff baru dengan tema kerajaan yang akan menceritakan reinkarnasi! Akan dipublish jika benar-benar ada yang minat.
See you next chap😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Markhyuck Short Stories✔
RandomHanya cerita pendek-pendek aja :v Markhyuck in your area!!!