Dibuang sayang:(Happy Reading❤
Jangan menyesal sebanyak apapun kau menyesal tidak akan ada gunanya. Aku menciptakan kenangan bukan untuk membuatmu terluka.
Suasana musim gugur sangatlah buruk, angin yang berhembus membuat kulit meriang. Beberapa orang memilih menghabiskan waktu mereka di dalam ruangan, namun ada pula yang memilih menyeruput kopi hangat sambil menikmati dinginnya angin musim gugur sambil menanti matahari tenggelam.
“Bagaimana menurutmu kalau aku dengannya?” ujarnya menatap sosok lelaki berkulit tan yang masih asik menyeruput susu hangat miliknya.
Lelaki manis berkulit tan itu menoleh, mengendikkan bahunya acuh tanda tak tau atau mungkin tidak ingin memberikan tanggapan sama sekali. Bibir berbentuk hati itu kembali menyeruput susu hangat dalam cup itu sembari menatap air tenang di depannya.
Terdengar helaan nafas berat. Terdengar sangat memilukan bagi siapa saja yang mendengar tak terkecuali sosok yang tadi mengabaikan pertanyaan yang keluar dari lelaki yang lebih tinggi darinya tersebut. Melihat sosok sahabat yang dianggapnya saudara terlihat frustasi membuatnya tidak enak hati.
“Mungkin sedikit lebih baik dari yang sebelumnya,” ujarnya seperti tidak minat membahas ini.
Terbit senyum yang membuat siapa saja ikut tersenyum dari sosok bernama Mark Lee pada sosok sahabat yang dianggapnya adik bernama Lee Donghyuck itu. tangannya mengusak gemas poni yang menutupi dahi Donghyuck. Meskipun terdengar acuh dan asal-asalan tapi Mark tahu kalau Donghyuck sudah memberikan solusi yang baik untuk masalahnya.
“Aku akan menemuinya sekarang.” Setelahnya hening, tidak ada percakapan atau suara yang terdengar selain suara angin berhembus ditelinga.
Donghyuck tidak menoleh hanya untuk sekadar melihat sosok Mark berjalan menjauhinya. Donghyuck ingin tidak peduli padanya. Donghyuck hanya ingin semuanya berjalan normal dan semestinya. Bukan seperti ini.
Warna jingga senja telah masuk ke indera penglihatannya dan cukup menyadarkannya kalau malam akan segera datang. Artinya ia harus segera pergi dari sini karena udara semakin malam semakin dingin.
Kenyataannya Donghyuck bahkan tidak berubah sesentipun dari posisi awal dari sore. Ia tetap membawa cup susu hangat yang sudah kosong dengan pandangan menerawang jauh disana. Membiarkan seluruh isi otaknya melayang-layang memikirkan kemungkinan yang terjadi setelah ini.
Donghyuck tidak menyesal, dari awal sudah menjadi kesalahannya. Donghyuck juga tidak ingin sepenuhnya menjadi yang paling bersalah. Mereka tumbuh bersama, susah senang sudah biasa mereka lalui bersama. Ribuan hari mereka buat untuk merajut kenangan bersama. Donghyuck tidak ingin kenangan itu membunuhnya perlahan dan menjadi tersangka.
Mata bulatnya meredup saat warna jingga menyoroti wajahnya. Riak air mata sudah terlihat dimatanya yang selalu berbinar ceria. Dalam hati menggumamkan sebuah do’a yang sayangnya belum terjawab.
“Apa sepenuhnya salahku?” lirihnya.
Donghyuck menelungkupkan kepalanya pada lipatan kakinya sendiri. Kepala bulat yang tertutup hoodie, bahu sempit yang bergetar sudah dapat ditebak dengan mudah kalau empunya sedang menangis. Isakan lirih terdengar keluar dari mulutnya. Sayangnya, tidak ada yang peduli. Tidak ada yang memeluk tubuhnya saat-saat ia meratapi dosa-dosanya.
Donghyuck selalu bertanya-tanya, apa ia normal? Apa ia sepenuhnya bersalah?
Ya. Donghyuck tidak normal. Tidak normal dalam hal selera. Ia seorang penyuka sesama jenis dan Donghyuck menegaskan kalau ia tidak tertarik pada pria-pria lain. Ia hanya tertarik pada satu orang, Mark Lee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Markhyuck Short Stories✔
RandomHanya cerita pendek-pendek aja :v Markhyuck in your area!!!