Aku tidak tau akan memulai darimana. Ini kisahku dengannya. Kisah cinta. Menurutku sangat klise dan mudah ditebak. Tapi sebenarnya tidak sama sekali.
Kami memiliki banyak perbedaan. Sangat banyak. Karena manusia diciptakan berbeda-beda, bukan?
Benar. Kami berbeda.
Dia sosok berisik pengusik ketenangan.
Aku lemah pada audio. Aku tidak suka tempat ramai. Aku tidak ingin lisanku menyakiti seseorang yang menggangguku.
Tapi, ucapannya membuatku sadar seketika.
"Kau tidak akan menemukan tempat paling sepi, Mark hyung."
Aku menatapnya tajam ketika dia benar-benar berisik menurutku. Kulihat bibirnya tertarik untuk tersenyum. Menyebalkan!
"Cobalah realistis, kau tidak akan menemukan tempat paling tenang. Sekalipun itu pemakaman."
Kulihat ia menyeringai. Sungguh menggodaku. Tapi, kesabaranku setipis kertas saat ini.
"Bisakah kau menutup mulutmu?"
"Kau akan menemukan tempat paling sepi ketika kau menghadapi kematian."
Aku diam. Merasa kalah dengan bocah yang diam-diam aku kagumi. Mengesankan!
Aku tersenyum menatap punggung sempitnya meninggalkanku. Aku mencoba berfikir. Haruskah aku mengakhiri hidupku agar bisa menemui sepiku?
Cinta.
Ah itu Haechan. Tidak ada deskripsi. Yang jelas cinta itu Haechan.
Rumit dan tidak bisa ditebak.
"Kau harus meminum vitaminmu dengan rutin."
Kulihat dia mendengus. Salahkah ucapanku?
"Percuma saja. Sakit itu datang tiba-tiba, bukan karena aku telat minum vitaminku."
Selalu menyangkal. Tidak pernah kutemui ia tidak menyangkal ucapanku.
"Baiklah. Berhenti merengek. Tidurlah dengan cepat."
"Apa tidak ada sesuatu untukku?"
Aku mengernyit. Menatap sosok yang terbaring pucat itu heran. Aku kembali memeluknya agar lebih tenang.
"Kau ingin apa?"
"Aku ingin kau mendeskripsikan aku bagimu!"
Sudah kuduga. Dia selalu ingin diutamakan. Manja dan tidak berperasaan. Rengekan tidak pernah berhenti dari mulutnya.
"Kau laut bagiku. Indah dan tidak bisa ditebak. Aku tidak membual."
Kulihat ia terkekeh. Tapi tak bisa disembunyikan rona merah dipipinya.
"...kau berbahaya. Kau bisa berbalik dan membunuhku. Segala tentangmu membuatku paham, bahwa ekspetasi memang tidak pernah bersahabat dengan kenyataan."
"Hah?"
Kulihat wajah blank miliknya yang menggemaskan. Mungkin jika tidak sedang sakit pasti sudah kuabadikan wajah lucunya.
"Kau buruk. Sangat buruk. Kau pembohong. Seseorang yang tak pernah kubayangkan masuk dalam zona amanku."
Kulihat ia mendelik tajam sambil mencubit barbar pahaku. Bukankah dia lucu?
"...melihatmu menangis dimalam hari, tapi kau baik-baik saja saat pagi hari. Itu membuatku paham, kalau kau memang pintar berbohong."
Matanya berkaca-kaca. Aku sering membuatnya menangis. Tapi aku tidak menyesal. Aku hanya ingin dia berbagi padaku.
"Kau jahat!" Teriaknya diwajahku.
"It's okay. Jika itu membuatmu merasa baik-baik saja setelah melakukan itu, tidak apa. Seharusnya kau berbagi padaku."
Dia mulai tenang dan menatapku intens. Tanganku terjulur untuk mencubit pipi tembam kesukaanku.
"Aku disini. Menjadi sandaranmu, sekalipun tidak bisa menghiburmu aku tidak akan mundur begitu saja."
"...kau alasanku masih memijak ditanah hari ini."
Memalukan. Sangat memalukan berkata sesuatu seperti itu. Tapi itu bukan bualan. Dia oksigen.
Tanpanya, mungkin aku sudah menyatu dalam tanah. Dia satu-satunya harapan masa depan bahagiaku. Berlebihan? Memang.
Cinta.
Itu adalah dirinya. Tidak bisa diucapkan. Tapi selalu bisa dirasakan.
Fin
Gapapa kali ya spam update😎
Pumpung lagi liburan kan ya? Besok besok gabisa update!
Jangan lupa vote dan komen
Next chap: Bad Boy Killer❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Markhyuck Short Stories✔
RandomHanya cerita pendek-pendek aja :v Markhyuck in your area!!!