Series Love Story - Injure

3.5K 509 30
                                    

Aku merindukannya. Rindu pada sosok yang tidak kutemui dua minggu ini. Aku selalu mencari tahu keberadaannya. Nihil. Tiada hasil.

Aku menghela nafas berat. Musim semi akan berakhir. Biasanya kami akan selalu bersama melewati pergantian musim.

"Mark masuk rumah sakit. Dia memotong nadinya sendiri."

Duniaku rasanya runtuh. Mataku berkunang-kunang, telingaku berdenging dan segalanya seperti berputar.

Tidak kupedulikan lagi Jeno yang memberitahu kabar itu padaku. Aku berlari sekuat tenaga menuju rumah sakit tempatnya dirawat.

Kulihat hanya ada pembantu dan penjaga rumahnya ada disana. Jangan tanyakan kedua orang tuanya!

"Mark menyakiti dirinya sendiri selama dua minggu. Terakhir, kami melihatnya mencoba memotong aliran nadinya dua hari yang lalu. Tapi, hari ini kami lalai. Maaf."

Kakiku lemas seperti jelly. Untuk menopang rasanya sudah tidak kuat. Aku membiarkan airmata dan tubuhku begitu saja.

Markku mencoba menyakiti dirinya sendiri. Kenyataan yang sangat aku takuti.

Dia adalah sosok sempurna dari luar. Wajah tampan, otak jenius juga terlahir dari keluarga kaya. Tapi... tidak ada kesempurnaan dalam diri manusia.

Mentalnya terguncang.

Ia adalah pengidap Self Injures!

Kenyataan yang seolah membunuhku dengan pisau berkarat karena takut kehilangannya.

Tak ada yang bisa kulakukan selain menangis dan terus menemaninya. Mencari donor darah untuknya. Aku hanya ingin dia.

Aku tak ingin kehilangannya.

Menangis rasanya tidak cukup puas meluapkan rasa hatiku. Melihat tubuh Markku penuh dengan sayatan dibagian lengan. Kenapa aku tidak memaksanya bertemu saat aku datang kerumahnya? Ini salahku.

Bagaimana jika ia menghembuskan nafas terakhirnya?

Bagaimana jika ia meninggalkanku?

Apa aku sanggup?

Sudah dua minggu melihatnya terpejam dengan semua alat yang kuyakini sangat menyiksanya. Aku ingin berteriak meminta tolong pada siapapun untuk menyembuhkannya.

"Mark hyung, bogoshipeoyo~"

Aku menangis sambil tersenyum menatapnya. Kulihat ia mencoba memberiku senyum seperti biasanya. Tapi, ia sedang sakit, bukan? Tentu saja tak setampan biasanya.

"Kau selalu merindukanku."

Kurasa aku mendapat Mark kembali. Dia sudah menjadi Mark yang menyebalkan. Menyebalkan yang kucintai.

"Kau harus selalu berfikir tentangku. Kau tidak ingin aku menangis, bukan?"

"...maka setiap langkah yang kau ambil harus selalu mempertimbangkan dengan kebahagiaanku."

Egois, bukan? Yeah! Itulah aku. Aku tersenyum melihatnya kembali terkekeh dengan suara yang lemah.

"Kau harus selalu menjaga dirimu. Bahagia tak harus selalu tentangku."

Aku tidak suka dia merendah dihadapanku. Aku hanya ingin bahagia! Bahagiaku adalah dia. Mark Lee!

"Aku menemukan poros kebahagiaan bertemu denganmu. Menyebalkan dan bermulut tajam. Sekalipun aku egois, kau tidak akan menyerah padaku."

"Percaya diri sekali."

Dia menyangkal. Tapi, faktanya dia memang begitu.

"Aku hanya ingin bahagia bersamamu. Jangan tinggalkan aku."

Aku menangis. Lagi dan lagi. Aku hanya ketakutan. Dia sedang tidak baik saat ini. Aku takut kejadian ini terulang.

"Ada banyak kata untukmu. Biarlah menjadi rahasia antara aku dan Tuhan. Seberapa banyak aku menginginkamu, tidak usah dibahas. Yang jelas aku akan disini menemanimu."

Aku lega mendengarnya. Dia segalanya.

Dia berjuang dengan aku yang tetap tinggal. Semuanya cukup!

Ini malam sabtu, besok libur. Yaudah gitu aja orang jomblo kok:"

Jangan lupa vote comment! Series ini udah sampai end kok tenang aja.

Next: Born Day⚘

Markhyuck Short Stories✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang