Aku mendengar suara kasak-kusuk dari arah pintu kamar. Aku sudah bisa menebaknya. Itu Lee Haechan. Aku tetap memejamkan mataku melihat apa yang dilakukannya.
"Selamat hari penuaanmu, Mark hyung."
Aku membuka mata melihat pemandangan Haechanku membawa sebuah kue redvelvet kesukaannya. Lilin yang menunjukkan angka penambahan usiaku. 22 tahun.
"Kau merayakan hari dimana seorang bertambah tua? Kau memang luar biasa Haechan."
Aku sangat senang. Hatiku menghangat melihat usahanya memberiku kejutan ulang tahun. Aku terkekeh melihat wajah merengutnya.
"Make a wish! Make a wish!"
Lihat?
Dia bahkan bisa memekik riang setelah beberapa detik yang lalu merengut kesal. Dia memang luarbiasa.
'Persatukan aku dengan Haechan. Perbaiki hubunganku dengan orangtuaku. Semoga penambahan usiaku ini juga menambah rasa syukur terhadap-Mu. Amen.'
Aku meniup lilin ulang tahunku. Melirik pada wajah dengan binar riang itu. Wajah yang selalu terngiang-ngiang dikepalaku.
"Mana hadiahku?"
"Yak! Tidak tahu malu!"
Aku terkekeh melihatnya memekik. Dia melemparkan sebuah kotak kecil dengan ukuran tidak lebih 15cm dengan panjang 10cm. Dalam hati aku menebak isinya.
"Jangan dibuka!" Acara membuka kado milikku gagal karena pekikan Haechan yang melengking pada waktu dinihari ini.
"Terimakasih. Aku menyukainya."
Bagaimanapun aku harus berterimakasih atas pemberiannya. Bahkan aku tidak pernah merayakan ulang tahunnya. Membuatku merasa bersalah saat ini.
"Kau selalu menyukai pemberianku. Tidak boleh tidak suka."
Aku kembali tertawa mendengar jawaban penuh percaya diri itu. Aku menariknya dalam pelukanku. Menyelimutinya dan merebahkan tubuhnya.
"Kenapa?"
Aku bertanya ketika hening melanda. Melihatnya termenung dengan gelisah sembari menatapku dengan pandangan gugup. Ada apa dengannya?
"Kau orang yang membosankan. Tapi..."
"Apa?"
"...kuharap kau mengerti makna dari kadoku."
Aku mengernyit ketika melihatnya mengubur dirinya dengan wajah tersipu itu. Haechan bahkan memunggungi dan menarik kasar selimutku.
Aku tidak menjawab. Tanganku mengusap puncak kepalanya. Setelah mendengar dengkuran halus dari bibirnya, tanganku membuka kotak kecil yang terdapat dimeja nakas.
Kado Haechan.
"Dasi?"
Bukankah berarti...
Haechan ingin mengikatku.
Dengan artian...
Menikahinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Markhyuck Short Stories✔
RandomHanya cerita pendek-pendek aja :v Markhyuck in your area!!!