My Lovely Sunbae

6.1K 655 60
                                    

REPOST!!!

      Haechan menatap teman barunya satu persatu,ia membungkukkan badan ketika diajak berkenalan sambil bergumam ‘Haechan’ dalam mulutnya. Haechan adalah siswa pindahan dari Jeju ke Seoul.

Ia pindah karena ikut dengan ayahnya yang sedang dipindah tugaskan menuju ke Seoul. Setelah berkenalan, Haechan disuruh menduduki bangku kosong yang tersisa dipojok kelas. Haechan duduk disana, matanya memperhatikan ajaran dari guru yang ada di depan kelas. Haechan adalah anak yang polos dan lugu.

   Pada dasarnya,Haechan lebih muda dari mereka semua. Harusnya ia masih berada dalam tingkat 2 bukan pada tingkat akhir Senior High School. Haechan memperhatikan pelajaran dengan seksama. Ia murid yang rajin dan pandai, tentu saja ia ingin belajar dengan benar.

“Ssstt.. sstt.. Haechan” konsentrasi Haechan pecah pada saat itu juga karena panggilan dari salah seorang teman barunya.

“Ada apa?” Haechan menjawab dengan bisikan juga, ia tak mau terkena masalah nantinya jika ketahuan berbicara saat pelajaran.

“Namaku Renjun” anak itu tersenyum manis pada Haechan , sehingga gigi gingsulnya terlihat.

Haechan juga balas tersenyum pada Renjun. Sehingga giginya yang lucu juga ikut terlihat. Saat tersenyum pada Renjun, Haechan melihat siluet seorang siswa yang baginya sangat tampan. Haechan sampai termenung melihatnya. Siswa berambut hitam kelam itu berjalan dengan tenang dan terlihat sangat dingin dan tajam. Renjun melihat arah pandang Haechan yang melihat kearah luar kelas. Renjun paham dengan arah pandang Haechan.

“Itu Mark Lee, anak kelas sebelah. Jangan dekati dia seorang badboy” Haechan menatap Renjun yang tengah manggut-manggut sambil berbicara pada Haechan. Melihat Renjun seperti itu, otomatis Haechan juga ikut manggut-manggut sok paham~

“Renjun, Haechan! Apa kalian sudah paham?” Haechan dan Renjun gelagapan karena ditegur oleh guru. Meskipun tidak sampai dimarahi, tapi tatapan dari guru tersebut sangat tajam dan menusuk.

Haechan dan Renjun dengan otomatis menganggukan kepala dengan cepat. Sampai rasanya keduanya dapat mendengar suara tulang leher mereka sendiri. Sang guru tetap menatap mereka tajam, keduanya menundukkan kepalanya.

“Baguslah, jangan memperhatikan luar dan jangan berbicara, arra?” titah sang guru.

Nde, saem” Haechan dan Renjun menjawab dengan bersamaan. Haechan menghela nafas, hari pertama seolah sudah ditegur oleh guru. Sementara, Renjun menatap Haechan dengan tatapan minta maaf. Haechan hanya tersenyum seolah mengatakan tak apa dengan senyumnya itu.

Ting ting ting

Semua siswa menghela nafas lega karena pelajaran telah berakhir, mereka segera ingin mengisi perut. Begitu  pula dengan Haechan, ia dengan segera pergi ke kantin sendiri karena tadi Renjun telah pergi dengan anak kelas sebelah yang juga berasal dari China.

Haechan berjalan sendirian menuju kantin, banyak sekali yang memperhatikannya. Haechan memang anak yang ramah, jadi sesekali ia membungkukkan badan dan juga menyapa siswa-siswa yang duduk dilorong.

Haechan menatap antrian di depannya dengan malas, antrianya sangat panjang. Jangan lupakan para siswa yang saling mendorong-dorong tubuhnya. Ia ingin sekali mengomeli siapapun yang mendorong-dorongnya seperti ini. Ia hendak mundur dari barisan antrian ini, karena tak tahan dengan desak-desakan ini. Saat hendak menyingkir, tangannya tak sengaja menyenggol sebuah nampan berisi makanan milik seseorang.

Mark Lee.

Suasana kantin yang semula ramai, berubah menjadi hening dan mencekam. Haechan menutup mulutnya tak percaya telah melakukan sebuah kesalahan, apalagi suasana kantin menjadi sepi sunyi.

Markhyuck Short Stories✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang