3. Muhammad Galvano Ramadhan

1.9K 99 1
                                    

Maaf ya kalau banyak typo nya 😉

Suasana SMA Garuda sedang sepi, kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung.  Seperti saat ini yang terjadi pada kelas XI IPA 1, apalagi sekarang pelajaran dari Bu Tutit, pelajaran fisika. Aduh berasa lagi liat wayang. Bagi yang rajin pasti paham apa yang dijelaskan, tapi jika seperti Tama dan Brilli memilih tidur atau main game di pojokan tempat duduknya.

"Pssst keek, tokek......." Panggil kenan yan duduknya berada di nomer 3 dari depan. Tama yang sedang fokus main game ditempat duduk pojok nya malerasa terusik lali mendongak lalu menunduk lagi. Namanya bagus-bagus Natama Ardika, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba kenan memanggilnya tokek. Tapi herannya tama tidak marah, malah dengan senang hati.

"Apaan?"

"Galva kemana sih? Buang air nya sepuluh liter apa lama amat" tanya kenan setengah berbisik

"Mana gue tau, soulmate duduk lu nanya-nanya gue" kata tama masih fokus dengan handhponenya, sedangkan soulmate tempat duduknya sudah terlelap didunia kapuk.

Tokk... Tok... Tokkk...

"Assalamualaikum....."

Sebagian anak yang fokus pada pelajaran Gelombang cahaya yg dituliskan di papan tulis menoleh, menatap seorang Galva yang masuk kelas yang beberapa menit lalu izin ke kamar mandi.

"Ya masuk...." Kata bu Tutit tanpa menoleh pada Galva dan masih fokus menulis di papan tulis. Galva akhirnya duduk di samping keenan dan memperhatikan pelajaran bu Tutit itu.

"Lo buang air pulang dulu apa gimana si? Lama banget. Si billy aja udah sampek amerika noh" kata kenan

"Kenapa emangnya? Di cariin Bu Tut?" Tanya Galva tanpa menoleh pda kenan, dan fokus dengan soal yang tadi belum sampai selesai dikerjakan.

"Eh ken, lo kenal nggak cewek kelas sebelah?" Tanya Galva antusias, yang tadi fokus dengan soalnya sekarang sedikit menghadap ke arah kenan.

"Cewek siapa? Cewek banyak kali Gal, ciri-cirinya"

"Cewek, putih sih, tinggi, tapi songong, gue liat badge nya sih XI IPA 3"

"Cakep?" Tanya kenan tampak berfikir dengan pensilnya yang ada di dagu, Galva tampak mengernyitkan dahinya

Cakep? Galak sih iya

Kenan tampak menunggu jawaban dari Galva yang nampaknya sedang berpikir keras.

"Galva.... Kenan.... Maju kedepan kerjakan dua soal ini"

Seketika bayangan Galva tentang Karen langsung hilang

"Jelek" jawab galva langsung berdiri, dan membiarkan kenan berpikir keras. Oke mungkin nanti kenan akan bertanya dengan Dina pacarnya.

******************

Berbeda dengan suasana kelas XI IPA 3 saat ini, kelasnya sedang ricuh karena pembagian kelompok seni. Karen yang baru masuk saja merasa heran dengan suasana kelas saat ini, ada yang teriak2, ada yang lari-lari, ada yang tarik menarik tempat duduk. Bu intan yang notebene nya menjadi guru seni itu hanya diam memandangi dengan wajah pasrah.

"Eh Karen sini, kita satu kelompok yeey" kata dina dan Wulan, Karen yang mendengar nya langsung tersenyum girang dan segera mendekat

"Tapi kita satu kelompok sama raga" lanjut wulan, seketika senyum diwajah Karen langsung hilang. Dina dan Wulan hanya meringis melihat perubahan wajah dari Karen.

"Yah kita nggak satu kelompok, manalagi gue satu kelompok sama si Bara bere lagi" kata jena tampak lesu.

Jena yang baru sadar dengan perubahan penampilan dari Karen merasa heran.

DeclairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang