25. Galva Kampret

1K 56 0
                                    

Malam yang begitu dingin, tapi seorang gadis masih tetap terjaga dengan duduk dan kepala menyandar ditempat tidurnya. Pikirannya kosong entah kemana. Rasanya air matanya sudah tidak bisa keluar lagi setelah hampir semalaman dia menangis.

Padahal jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, dan bisa dipastikan besok dia akan mempunyai lingkaran mata panda, persis dengan boneka panda yang sedang dia rengkuh, pembelian dari sang kekasih. Entah masin disebut kekasih atau tidak, karena orang yang disebut dengan kekasih itu telah melanggar janjinya. Dia meninggalkan Karen.

Mungkin besok dia akan izin untuk tidak masuk sekolah, melihat situasi yang tidak memungkinkan dirinya untuk masuk sekolah. Bahkan dia beberapa kali menghayal kalau kejadian tadi adalah ilusi semata, seperti beberapa hari yang lalu saat dia bermimpi Galva memutuskan dirinya.

Bahkan ponsel ber gambar buah yang sedari disampingnya tidak berhenti-hentinya menampilkan notifikasi dari teman-temannya yang menanyakan perihal kecelakaan pesawat itu. Bahkan Karen juga sudah menghubungi Vira, dan mengunjungi rumah Galva setelah dari Bandara. Rumah Galva kosong, dan Vira tidak aktif.

Tokk...

Tokk...

Karen menoleh kearah sumber suara, sontak jantungnya berdegup kencang saat ada seseorang mengetuk kaca jendela kamarnya. Karen memang sosok penakut, faktanya kaca jendela Karen yang tertutup tirai berwarna peach itu terus mengeluarkan suara ketokan pintu.

Karen segera meloncat turun dari kasurnya, mengambil celo nya yang dia letakkan disamping wadrobe, berjaga-jaga untuk menimpuk siapapun yang ada dibalik jendela kaca itu.

Tokk

Tokk

Tokk

Suara itu lagi, mendadak Karen gemetaran. Bayangan negatif muncul di benaknya. Membayangkan itu adalah hantunya Galva yang mencoba mengahantui dirinya. Bukan! Bukannya Karen berharap Galva tiada, tapi otaknya saja yang tiba-tiba memikirkan itu.

Karen mengintip dari balik jendela, lalu mengernyit saat menyadari tidak ada siapa-siapa disana. Sedetik kemudian, rasa takut kembali menyerang

"Masa iya hantu sih?"

Karen memutar knop pintunya, tangannya yang memegang celo bersiap untuk memukul siapapun yang akan dia temui. Tapi kosong. Didepannya kosong. Entah kenapa bulu kuduk nya merinding. Karen berbalik untuk masuk kembali kedalam kamarnya dengan buru-buru. Baru saja dia berbalik, matanya menangkap sosok yang ada didepannya.

"Aaaaaa..mmhpp" seseorang membekap mulut Karen saat Karen berteriak dengan keras.

Karen melotot kaget saat menyadari siapa yang ada didepannya. Sontak saja Karen mendorong orang itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

No no no just ilusion- batin Karen.

Karen membuka matanya kembali, lalu memandang tajam kepada orang yang sedang berdiri dihadapannya.

"Sayang, ini aku. Galva, kamu kenapa sih?" Tanya Galva sambil memegang kedua bahunya

Karen menepis nya
"Nggak, lo bukan Galva. Lo hantunya Galva kan? Bentar-bentar" kata Karen seraya berlari masuk kedalam kamar. Galva yang Bingung dengan apa yang terjadi segera ikut masuk kedalam kamar Karen. Galva tengah melihat Karen yang saat ini mencari-cari sesuatu.

"Kamu nyari apa sih?"

"Cari buku yasin, gue yakin lo hantunya Galva" Galva menjatuhkan rahangnya melihat tingkah Karen aneh bin ajaib.

Galva berjalan mendekat, tapi sudah dicegah lebih dulu oleh Karen.

"Stop jangan mendekat" kata Karen
Galva pun berhenti, sesuai dengan perintah Karen.

DeclairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang