28. Calon Tunangan

1.1K 55 1
                                    

Sudah untuk kesekian kalinya Karen menatap pantulan bayangan dirinya di cermin. Entah apa yang sedang dia bayangkan, yang penting hari ini dia super duper bahagia. Setelah pertengkarannya kemarin, malamnya Galva memberi tau kalau dirumahnya sedang diadakan pesta. Sejenis acara untuk berkumpul bersama para kolega-kolega papanya.

"Lama-lama tu kaca pecah lo liatin terus" entah kapan Nizar sudah berdiri diambang pintu, dengan setelan jas berwarna silver.

"Uihh Abang aku sudah gagah sekali" ujar Karen, Nizar bergaya sombong sambil menyurai rambutnya menggunakan tangan

"Kok nggak dipuji ganteng?"

Karen tampak tersenyum manis
"Lo kan gak pernah ganteng, muach dada abang" setelah mengatakan itu, Karen beranjak pergi. Meninggalkan Nizar yang tampak mengumpat dan mencibir

"Kampret"

Sedangkan diruang tamu, Galva sudah nampak rapi dengan setelan jas berwarna abu-abu, Kemeja putih, menampilkan kesan tegas dan tampan.

Karen menuruni tangga dengan anggun, bak putri kerajaan Inggris. Galva tampak menatapnya begitu intens. Gaun yang digunakan berwarna soft pink, dengan sedikit bunga dibagian pinggang, gaun yang panjangnya sampai dibawah lutut, tanpa lengan yang begitu kontras dengan kulitnya yang putih. Apalagi rambut Karen yang biasa tergerai kini sedikit dia sanggul menampilkan lehernya yang putih.

"Apa liat-liat?" Galva mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu mencoba menetralkan perasaannya yang sedikit gugup. Karen yang melihat perubahan wajah Galva merasa sangat senang, berarti dia berhasil berdandan malam ini.

"Nggak, ayo" ucap Galva sambil mengulurkan tangannya, Karen pun tersenyum manis dan menyambut uluran tangannya. Dia merasakan tangan Galva yang sedikit dingin.

"Kok dingin? Gugup ya?"

Galva tampak menoleh,
"Haah? Apa? Enggak biasa aja" kata Galva. Entah kenapa hari ini Galva mendadak menjadi gagap.

"Alah, bilang aja gugup. Aku cantik nggak?" Goda Karen, Galva tampak semakin salah tingkah

"Iya cantik, udah ayo berangkat"
Karen dibuat tertawa terpingkal-pingkal melihat pipi Galva yang sempat bersemu. Pertama kalinya, Karen melihat Galva tampak begitu imut.

***********

"Haii sayaaang" Karen tersenyum senang saat Fatimah berjalan menghampiri nya. Fatima memeluk dan mencium pipi kanan dan kiri Karen

"Hai juga tante" ucap Karen dengan senyum manisnya

"Subhanallah, kamu cantik banget" bukan Karen yang bangga dengan pujian ibunya, justru Galva. Sedangkan Karen hanya tersenyum manis

"Ya jelaslah, pacar siapa dulu dong" kata Galva sedikit sombong, sedangkan Fatima hanya mencibir dan Karen terkekeh

"Ayo Karen, tante kenalin ke pewaris yang lain. Disini banyak yang lebih ganteng dari Galva lo" ujar Fatima sambil melirik Galva yang benar saja sekarang tampak memajang raut wajah datarnya, Karen pun hanya terkekeh. Tidak bisa menahan tawanya saat melihat wajah bete Galva dan wajah usil mamanya

"Mama nggak asik ah" ujar Galva sedikit merajuk, Fatima dan Karen hanya tersenyum

"Nggak papa tante, Karen disini aja. Nanti kalau ditinggal bisa marah tujuh hari tujuh malem dia"

Galva tampak tersenyum sombong, bangga dengan Karen karena lebih memilih dirinya daripada mamanya.
Sedangkan Fatima tampak tersenyum manis pada Karen, lalu mencibir dan mencubit lengan putranya.

DeclairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang