Seorang gadis tengah duduk di balkon kamarnya memangku MacBook, sambil sesekali menyesapi coklat panas dan berkomunikasi skype dengan seseorang yang sekarang sudah menjadi prioritas nya.
"Kapan pulang?" Tanya Karen dengan wajah cemberut andalannya. Bukannya kasihan melihat pacarnya begitu rindu, tapi orang diseberang yang diajaknya skype malah tertawa.
"Nggak lucu Galva" bentak Karen. Galva mengurangi volume ketawanya menjadi terkekeh kecil.
"Baru juga sampek ren, udah ditanya kapan pulang"
Karen mendengus kasar, padahal baru 13 jam yang lalu Karen dan keluarganya mengantarkan keluarga Galva kebandara.
Semenjak Karen jadian dengan Galva entah kenapa Karen tidak ingin jauh-jauh dengannya. Memang terkesan alay, tapi mau bagaimana lagi?
"Awas aja disana selingkuh, aku juga selingkuh disini" Galva yang semula tersenyum kini menunjukkan tampang datarnya, matanya menyorot tajam, tapi Karen tidak perduli. Itu hanya ancaman yang berlaku jika Galva benar-benar selingkuh
"Silahkan aja, jangan harap selingkuhan kamu bisa liat matahari besoknya" kata Galva tenang tanpa beban
"Makannya jangan selingkuh" kata Karen
Galva mendengus lembut, lalu terkekeh. Karen sudah beratus-ratus kali mengatakan itu.
"Iya...."
Bukannya senang, Karen tambah cemberut
"Iya apa?"
"Iya nggak selingkuh" jawab Galva sambil menahan tawanya. Mungkin kalau Karen ada di dihadapannya sekarang, entah apa yang akan Galva lakukan, dia terlalu gemas melihat sifat Karen seperti itu.
"Baguss" saut Karen sambil mengangkat dagunya,
Tidak ada yang bicara setelah itu, mereka masih saling pandang memandang, seolah ingin mengobati rasa rindunya untuk beberapa waktu kedepan. Sampai suara Nizar memecahkan keheningan diantara mereka.
"Dek...." Nizar berjalan mendekati kearah balkon.
Karen yang semula masih fokus memandangi wajah Galva yang terpampang di MacBook menoleh kearah sumber suara. Begitu juga Galva diseberang sana.
"Eh abang ganggu ya" kata Nizar seoalah merasa bersalah telah mengganggu Karen dan Galva.
"Hai bang" kata Galva dari seberang menyapa Nizar
"Oi, Gal. Baru sampek ya lo?"
"Udah 1 jam yang lalu sih bang" kata Galva
"Langsung skype an sama Karen?"
"Iya bang"
Nizar tampak mencibir mendengar jawaban dari Galva, lalu menoleh pada adiknya yang sekarang tengah menatapnya penuh tanda tanya
"Apa?" Tanya Karen penuh selidik dengan kedua alis yang naik keatas
"Kesempatan gal, di Spanyol ceweknya bohay-bohay, cakep-cakep" goda Nizar berhasil membuat Karen melotot tajam. Galva diseberang tertawa mendengar ucapan Nizar
"Abaaaang" bentak Karen, Nizar yang melihatnya bergidik ngeri
"Tuh kan gal, gak ada kalem2 nya sama abang sendiri kayak boneka chucky"
Karen hanya mendelik sebal, lalu kembali beralih MacBook nya yang masih menampilkan wajah Galva yang sedang terkekeh disana.
"Biarin aja, anggep jomblo lagi syirik" perkataan Karen sukses membuat Galva tertawa dan Nizar mengumpat tanpa suara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Declair
Teen FictionBimbang adalah kata-kata yang mendiskripsikan perasaannya saat ini. Saat para Ketua dan kapten memperebutkan dirimu, siapa yang akan kamu pilih? Diantara semua pilihan, kenapa pilihannya jatuh kepada 2 orang itu, 1. Ketua kelas, kelas sebelah sekal...