11. Karen yang sesungguhnya

1.5K 73 0
                                    

Cuacanya sedang tidak bagus hari ini, hujan turun dengan lebat. Angin menghembus kencang. Begitu pun dengan perasaan seorang yang sedang duduk dengan tangan memegang mug berisi coklat panas.

Sudah 2 Minggu berlalu semenjak kedatangan murid baru itu, entah kenapa Karen merasa ada yang mengganjal. Melihat dari tatapan mata lizi, anak baru yang digadang-gadang menjadi bad girl itu tidak menyukai nya. Bahkan ada yang terang-terangan bilang pada Karen.

"Lizi punya geng, anggotanya banyak. Hampir semua nggak suka sama lo ren"

Dwi. Biang gosip XI IPA 3 berbicara seperti itu. Entah dari mana datangnya gosip itu, hingga Dwi bisa mengetahui nya. Karen berpikir memangnya Karen punya salah apa sama mereka? Sampai segitu bencinya.

Kalau kata anak-anak sih, karena dia idolanya smagada. Cantik, pinter, Queen, ramah, baik, incaran kaum adam di sekolahnya. Maka dari itu banyak siswi yang iri dengannya. Tapi Karen tidak percaya. Dia biasa saja. Kalaupun iya ada yang naksir dengannya toh juga di tolak, karena memang Karen tidak suka.

Karen menyesap coklat panas itu. Kenapa juga dia memikirkan hal yang tidak penting itu.

Cekleek

Karen menoleh arah datangnya suara, disana. Dibalik pintu yang dibuka, ada Aisyah dengan pakaian gamisnya.

"Miranda, ada Galva dibawah. Temuin sana" Karen mengernyit, ada apa gerangan Galva datang kesini? Dalam keadaan hujan angin. Bahkan disekolah saja mereka jarang sapa menyapa. Kenapa tiba-tiba dia datang.

"Iya, Mira sebentar lagi turun" kata Karen. Aisyah mengangguk lalu menutup pintunya kembali. Karen meletakkan mug nya di atas meja. Lalu keluar dari kamarnya.

Disana, diruang tamu. Dia menemukan Galva tengah duduk sendiri sambil bermain ponselnya. Saat melihat kedatangan Karen. Galva mengunci ponselnya dan memasukkan ke dalam saku jaketnya.

Galva menilai pakaian yang dikenakan Karen saat ini. Baby doll lengan panjang, dengan rambutnya yang dicepop asal-asalan

"Tumben, ngapain?" Tanya Karen lalu duduk di depan Galva

"Tadi disuruh mama sih nganterin kue, tapi sama Tante Aisyah di tahan" kata Galva, Karen hanya mengangguk-angguk.

Keheningan menyapa mereka berdua. Galva sibuk melihat sekeliling ruang tamu rumah Karen. Karen sibuk dengan pikiran tiba-tiba kepo hubungan nya Galva dengan lizi.

"Gal"

Galva menoleh

"Lo kenal lizi?" Galva mengernyit heran, lalu mengangguk

"Kenal"

"Mantan lo kan?" Kini Galva tersentak kaget. Oh iya, Galva baru ingat. Karen berteman dengan Dina. Kekasih sahabat nya.

"Dulu"

Karen terkekeh, sedangkan Galva menautkan kedua alisnya heran

"Kenapa?" Tanya Galva

"Namanya mantan ya dulu kali gal"

Galva ikut terkekeh. Dia salah bicara.

"Dulu gue akuin mantan, sekarang bukan" jawab Galva, kini beralih Karen yang mengernyitkan keningnya

"Terus? Pacar?" Tanya Karen, membuat Galva kembali terkekeh. Membuat Karen semakin Bingung

"Bukan lah, gue anggep. Gak pernah kenal. Kenapa cemburu ya?" Goda Galva sambil menaik turunkan alisnya

Karen hanya geleng-geleng kepala mendengar celotehan Galva yang sama sekali tidak masuk akal.

"Ngarep banget lo" kini giliran Galva yang terkekeh mendengar sautan judes Karen

DeclairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang