17. Pilihan

1.4K 75 2
                                    

Orang-orang yang berlalu lalang didepan Cafe Domino, membuat pemandangan tersendiri bagi seorang gadis cantik yang sedang duduk termenung dengan memandangi suasana luar. Karen sekarang sedang berada disana bersama ketiga sahabatnya. weekend yang biasanya mereka akan menghabiskan waktu bersama untuk pergi ke mall, time zone, atau rumah diantara mereka masing-masing kini tidak lagi ada dalam wacana. karena teman satunya, Karen sedang berada dalam mood yang tidak baik. oleh karena itu mereka mengajak Karen untuk ke cafe domino ini.

cafe yang isinya dominan anak muda, desain interior ala kebarat-baratan dengan model klasik membuat cafe ini menjadi salah satu cafe yang paling sering diminati khalayak muda. harganya yang sesuai dan tempatnya yang nyaman.

sudah 3 hari semenjak perselisihan antara Karen dan Galva itu, keduanya menjadi layaknya orang asing. bukan keduanya, tapi Karen yang lebih dominan. Galva bahkan sudah beberapa kali minta maaf tapi Karen tetap menjauh dari jangkuan Galva. dimanapun Galva berada, Karen akan menghindar sejauh mungkin. itu kan yang diinginkan Galva?

"terus gimana ren, ajakan Raga besok Lo terima?" Karen hanya menggelengkan kepalanya pasrah, seperti ada beban yang saat ini tengah dia pikul

"nggak tau" kata Karen sambil tertunduk lesu, Dina, Wulan, dan Jena yang melihatnya Hanya tersenyum kaku, merasa iba dengan sahabatnya. belum pernah mereka melihat Karen sampai seperti ini.

Setelah jarak antara Galva dan Karen merenggang, jarak antara Raga dan Karen kian mendekat. Bukan! Bukan Karen yang mendekat, tapi Raga. bahkan Raga sudah berani terang-terangan menggandeng tangan Karen saat perjalanan kesekolah, yang tentunya di tonton oleh banyak orang, dan. Galva.

Tapi entah kenapa semakin dia dekat dengan Raga, semakin sakit rasanya. seperti ada batu yang menghalangi nya yang semakin lama semakin besar. apakah temannya tau? jelas dia tau, meskipun Karen tidak cerita, ketiga sahabatnya itu sudah tau, melihat respon Karen kepada raga yang sudah tidak seperti dulu lagi.

Gengsi. adalah satu kata yang menggambarkan Karen saat ini, ingin memaafkan Galva tapi berat rasanya. toh Karen menjauhkan karena pilihan Galva waktu itu. tapi kalau begini terus Karen terus kepikiran.

"ren, mending lo maafin Galva deh" kata Dina yang kini tengah menatap Karen, Karen yang awalnya menatap luar kini menoleh menatap Dina yang juga tengah menatapnya

"oke, emang gue dulu pernah bilang sama Galva buat nggak deket sama lo lagi, tapi kalau Galva yang buat sahabat gue kembali kayak dulu lagi, gue setuju ren" tambah Wulan dan diangguki Dina, dan Jena

"tapi dia udah berani bentak gue didepan anak-anak wul, bahkan udah fitnah gue" wulan mengangguk mengerti

"iya emang, gue ngerti lo pasti sakit hati. tapi gue yakin Galva nggak mungkin nglakuin itu, gue yakin ada hal yang membuat Galva berani bentak lo ren, semua orang juga bias liat kalau Galva itu sayang sama lo" tambah wulan lagi sambil memegang bahu Karen

"bahkan dia udah punya cewek setelah dia bilang suka sama gue, itu yang namanya sayang?"

"seenggaknya, lo dengerin penjelasan dia" perkataan dina sukses membuat Karen menhela nafas panjang. lalu Karen mendongak menatap sahabatnya bergantian. Dina, Wulan, dan Jena tersenyum. Karen pun ikut tersenyum

"oke gue coba"

*************

upacara sedang berlangsung saat ini, semua siswa berdiri di tengah lapangan. Bendera merah putih sedang berkibar disana dan paduan suara menyanyikan lagu Indonesia Raya. setelah lagu dari W.R Soepratman sudah selesai dinyanyikan kini saatnya ceramah panjang Pembina upacara. Hampir seluruh siswa menghela nafas saat yang menjadi Pembina adalah pak wakid. pak kepala sekolah saja sangat lama apalagi pak Wakid. Rasanya semua siswa ingin pura-pura pingsan. tapi itu semua akan sia-sia karena yang menjaga UKS ada ibu Nurhidayah, Guru itu tau siapa yang pura-pura pingsan dan siapa yang pingsan beneran. mengandalkan gelitikan mautnya dan dipencet hidungnya akan tau siapa yang pingsan beneran dan bukan.

DeclairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang