Setelah kejadian kemarin Karen menjadi lebih banyak diam. Bicara seperlunya, bahkan teman-temannya juga bertanya beberapa kali melihat perubahan pada sahabat nya itu. bahkan Dina sekalipun yang sudah mengajaknya duduk berdua tetap tidak mau bercerita kenapa.
Karen keluar dari dalam kelasnya, hanya untuk sekedar membuang sampah. perlombaan masih tetap berlangsung. setelah futsal kemarin menang, nanti akan bertanding lagi melawan kelas XI IPA 4, dan setelah itu akan ada pertandingan basket antara XI IPA 3 dan XI IPA 1. kelas Galva.
Karen menyipitkan matanya saat melihat Galva disana, tengah berdiri di depan pintu kelas nya. Karen melihat Galva menerima kotak bekal dari salah seorang siswi, dan galva tengah tersenyum kepada siswi itu. entah kenapa Karen merasa ada yang mengganjal di dalam dadanya, tiba-tiba moodnya turun drastic melihat kejadian itu. Galva berbalik setelah siswi itu pergi dari sana, saat Galva berbalik, pandangan Galva dan Karen bertemu, Galva sedikit terkejut, lalu mencoba menenangkan diri dan membuang muka lalu masuk ke dalam kelasnya.
Karen hanya memejamkan matanya saat sesak di dalam dadanya kembali mendera. Karen tidak tau Dina dari tadi berdiri dibelakangnya, kini sahabatnya sudah paham kenapa alasan Karen berubah sejak tadi pagi. Karena Galva.
"ren..." Karen segera menengok saat Dina memanggilnya
"eh, apa din?"
"lo gak papa?" Karen tersenyum seolah, sedang tidak terjadi apa-apa dengannya. tapi sahabatnya tau kalau Karen tengah ada apa-apa saat ini.
"bias anterin gue ke kamar mandi?" Tanya dina, Karen mengangguk lalu berjalan mengikuti dina.
Karen menatap bingung saat melihat dina berjalan lurus melewati kamar mandi
"din, ini kamar mandi" tidak ada jawaban dari Dina, bahkan menoleh saja tidak. Karen pun mengikuti kemana Dina akan pergi.
Langkah Dina berhenti di halaman belakang sekolah, disana terdapat tempat duduk di bawah pohon. Karen bertambah bingung saat melihat Dina duduk disana
"kita ngapain disini din,"
"sekarang lo cerita apa masalah lo ren" Karen terlihat menunduk, lalu ikut duduk disamping dina
"gue nggak ada masalah" jawab Karen,
"gue tau lo ada masalah sama Galva, sekarang lo cerita semuanya, gue dengerin" entah kenapa Karen ingin menangis. bukan!! bukan menangis sedih, tapi terharu melihat sahabatnya yang begitu perhatian terhadapnya. Karen lalu mengangguk, mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. lalu dia mulai bercerita.
*************
Dina tersenyum saat mendengar cerita dari Karen
"ren lo tau siapa cowok yang dimaksud Galva?" Karen tampak menggeleng, lalu dina mencubit pipi Karen gemas
"omg kareeeennn, cowok itu Raga. Galva cemburu sama Raga. lo gak tau gimana perlakuan lo ke Raga ataupun sebaliknya? orang yang sekali liat juga bias nyimpulin kalo kalian berdua itu lebih dari sekedar teman" Karen masih mendengar petuah-petuah dari Dina
"ren lo pernah dengerkan, 99% cewek dan cowok yang saling sahabatan salah satu mereka pasti ada yang naksir, dan dalam kasus ini gue nggak tau siapa yang naksir duluan. lo atau Raga"
gue- jawab Karen dalam hati
"sekarang jawab gue, diantara Galva dan Raga, yang pertama kali ingin lo hubungi saat ada masalah siapa?"
"Galva" dina mengangguk, lalu melanjutkan pertanyaannya
"diantara mereka berdua yang paling bias bikin lo ketawa siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Declair
Teen FictionBimbang adalah kata-kata yang mendiskripsikan perasaannya saat ini. Saat para Ketua dan kapten memperebutkan dirimu, siapa yang akan kamu pilih? Diantara semua pilihan, kenapa pilihannya jatuh kepada 2 orang itu, 1. Ketua kelas, kelas sebelah sekal...