8. Galva atau Raga?

1.5K 83 0
                                    

Kalau memang aku harus memilih, maka aku tidak akan memilih keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau memang aku harus memilih, maka aku tidak akan memilih keduanya. Lebih baik aku yang sakit, daripada melihat kedua orang yang aku sayangi sakit karena aku

- Karenia Miranda Jasmine

Keheningan terjadi diantara mereka berdua. Siapa lagi kalau bukan Karen dan Raga yang saat ini pulang bersama. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Raga fokus dengan jalan, dan Karen sibuk memandangi pemandangan kota. Suasana yang ramai tapi tidak terlalu padat seperti biasanya. Karen lebih suka suasana seperti ini daripada macet setiap hari dan bisa-bisa jam 6 sore sampai di rumah.

Jam masih menunjukkan pukul setengah 4 sore, Raga memakirkan motornya, dan Karen turun dari motor

"Mampir dulu ga?" Sambil membenarkan tatanan rambutnya yang berantakan karena terpaan angin

Seoalah menyiratkan tanda tanya dengan kerutan dikening raga

"Nggak papa, ada abang gue didalam" sahut Karen lagi

"Lo punya Abang ren? Kok gue nggak tau(?)" Raga memastikan sambil turun dari motor dan bersandar di tangki motor besarnya

"Emang jarang yang tau kalo gue punya abang, panjang ceritanya. Mau masuk nggak?" Tawar Karen lagi

Raga mengangguk dan tersenyum, lalu mengikuti Karen berjalan masuk. Belum pernah Raga masuk kedalam rumah Karen. Raga hanya tau alamatnya dan bentuk rumahnya. Raga tercengang dengan interior ruang tamu Karen, tidak heran sih kedua orang tua Karen seorang dewan, dan sebentar lagi papanya mencalonkan sebagai walikota.

Seluruh SMA Garuda sudah tau kalau papa Karen akan maju menjadi walikota, tepatnya 3 hari setelah makan malam kedua keluarga itu, banyak surat kabar yang memberitahukan bahwa Riyadi Broto Santoso maju sebagai calon walikota.

"Duduk dulu ga" raga mengangguk lalu duduk di ruang tamu, dan menatap sekeliling ruang tamu. Banyak foto, ada foto kedua orangtuanya sedang dinas, ada foto Karen kecil, ada foto keluarga yang berisi 4 orang. Raga memicingkan matanya saat melihat satu cowok difoto itu, Raga mengangguk-anggukan kepalanya. Ini abangnya Karen.

Setau Raga, Karen tidak mempunyai seorang kakak, ah entahlah. Menurut Raga karen terlalu misterius.

Tepat saat itu muncul Nizar dan langsung duduk didepan Raga

"Cowoknya Miranda ya?" Tanya Nizar to the point, Raga tidak paham dengan ucapan Nizar. Raga tidak tau siapa Miranda.
Seolah mengerti, Nizar melanjutkan ucapannya

"Miranda itu Karen. Keluarga nya manggil dia Miranda" mulut Raga membentuk huruf 'o' tanda mengerti lalu mengangguk

"So? Lo cowoknya Miranda?" Tanya Nizar

Raga menggeleng, belum sempat Raga menjawab, Karen datang membawa nampan berisi makanan dan minuman
"Bukan bang, temen sekelas Mira"

Nizar memicing tak percaya
"Ah yang beneeer, bentar lagi pacaran kayaknya" Raga hanya tersenyum kikuk, sedangkan Karen memutar bola matanya.

DeclairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang