Sudah lebih dari setengah jam Karen masih saja berkutat didepan cermin. Mengamati dirinya sendiri yang kini sudah berpakaian dress rapi berwarna hitam selutut, membiarkan kakinya nya yang putih mulus ter ekspos. Rambut panjangnya dia biarkan tergerai, make up sederhana membuat dirinya menjadi lebih cantik berkali-kali lipat.
"Masyaallah cantiknya, princess mama" ujar Aisya yang baru saja masuk kedalam kamar Karen. Karen hanya menoleh dan tersenyum manis menanggapi pujian mamanya
"Ini nanti kayaknya para tamu bingung deh beda in mana yang tunangan, kamu atau tunangan abang" lanjut Aisya
"Apaan sih mama, berlebihan deh" ujar Karen yang sekarang sudah beralih tempat duduk disamping mamanya, memasukkan beberapa benda yang memang dia butuhkan ke dalam dompet mungilnya.
"Apa sekaliam aja, kamu sama Galva tunangan?" nyaris saja dia menjatuhkan ponselnya setelah mendengar ucapan ngaur mamanya
"Apa sih ma, aku sama Galva masin SMA, ga usah aneh-aneh deh" meskipun begitu, bisa dibuktikan kalau Karen tampak salah tingkah sekarang.
"Loh kenapa emang kalau masih SMA? Kan cuma tunangan bukan menikah" ujar mamanya santai, Aisyah tidak tau bahwa perkataannya membuat sang putri sport jantung mendadak.
"Udah ah, nggak usah dibahas. Mira mau nanya. papa, mama, bang Nizar udah tau wajah calon tunangannya bang Nizar?" Kata Karen mencoba mengalihkan perhatian
Aisya nampak menimang-nimang sambil menautkan kedua alisnya
"Udah sih, dari foto. Cantik sih, pas mama sama papa kerumah pak Haji Tohir, dianya pas nggak ada" ujar Aisya. Untuk informasi saja, haji Tohir adalah orang tua Hanifa, ibu Safiya"Mama yakin tunangan bang Nizar itu Safiya namanya?"
Aisyah tampak Bingung mendengar pertanyaan anaknya, dia juga belum terlalu memastikan, setahunya namanya Safiya. Tapi dia lupa, karena memang keluarga haji Tohir ini adab agamanya lumayan kuat, jadi harus bertindak cepat. Tidak ya tidak. Mau ya mau.
"Lupa mama, kayaknya sih iya. Kalau bukan siapa lagi coba? Namanya pokoknya ada ya ya nya" ujar Aisya. Karen tampak berpikir, tadi dia diberi tau oleh Jena kalau Safiya punya saudara sepupu seumuran, namanya Anna. Dan itu tidak sesuai dengan apa yang dikatakan mamanya kalau nama nya tidak ada 'ya' dibelakangnya. Jadi itu fix Safiya.
**********
Galva dan Karen datang disalah satu hotel berbintang dikota nya, dimana acara pertunangan akan dilaksanakan. Semua orang tampak menyorot kagum kearah sepasang kekasih itu, siapa yang tak kenal Karen. Anak Bupati. Dan Galva. Anak pengusaha properti yang mempunyai banyak cabang didalam bahkan luar negeri.
Galva tampak begitu tampan dengan kemeja putih, dasi hitam dan jas hitam yang begitu pas ditubuhnya. Menggandeng Karen yang nampak begitu anggun menjadikan mereka perfect couple malam ini. Mungkin apa yang dikatakan Aisya ada benarnya tadi, mungkin para tamu mengira kalau Karen yang tunangan. Bukan!! Mereka berdua, Galva dan Karen. Melihat beberapa orang yang mengucapkan selamat padanya. Sedangkan mereka berdua hanya tersenyum kikuk.
"Kamu yakin nggak yang jadi tunangan bang Nizar itu Safiya?" Kata Karen yang saat ini tengah memandangi Nizar yang asyik bercengkrama dengan para pewaris pengusaha kaya
"Nggak tau sih, kenapa emang?" Galva menoleh kearah Karen yang masih menatap kakaknya
Karen mengangkat bahunya acuh
"Ya nggak papa sih, cuma kayak nggak rela aja bang Nizar dapetnya cewek semacam Safiya, enak banget dong. Udah cantik, Sholehah pula. Lha bang Nizar absurd gitu" ujar Karen, Galva hanya terkekeh mendengar penuturan Karen yang menurutnya lucu itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Declair
Teen FictionBimbang adalah kata-kata yang mendiskripsikan perasaannya saat ini. Saat para Ketua dan kapten memperebutkan dirimu, siapa yang akan kamu pilih? Diantara semua pilihan, kenapa pilihannya jatuh kepada 2 orang itu, 1. Ketua kelas, kelas sebelah sekal...