18. Jadian....

1.4K 75 3
                                    

Hari senin merupakan momok yang paling dibenci oleh semua orang, tapi untuk kali ini adalah hal yang paling bahagia bagi seorag Karen. entah kenapa percakapannya dengan Raga tadi siang membuatnya sedikit lebih bersemangat. lihatlah sekarang, dia sudah berdiri di depan kelas XI IPA 1, pasti tau apa yang sedang dia lakukan. iya menunggu seorang Galva.

Belum pernah Karen sampai seperti ini dalam hal urusan lelaki, biasanya dialah yang dikejar-kejar entah kenapa ini kesannya dia yang mengejar Galva.

Karen melihat jamnya yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah 10 menit bel pulang sekolah tapi pak Wakid tidak juga keluar dari kelas XI IPA 1, padahal muridnya saja sudah menatap malas dengan sesekali terus menguap. Karen terkikik kecil saat melihat Brilly dan Tama sudah terlelap dibbangku belakang, lalu sorot matanya beralih dimana Galva tengah duduk sambal memperhatikan papan tulis. Karen diam-diam tidak habis pikir, bagaimana Galva bisa sepandai itu.

sebenarnya bukan Galva saja, bahkan Raga yang malasnya minta dibunuh pun juga sangat cerdas. dilihat dari jarangnya dia belajar waktu kelas X dia bisa tepat dibawah peringkat Karen, peringkat 2 di kelas. bahkan kelas kelas X semester 1 diawal-awal masuk, Raga bisa peringkat 1 sekaligus peringkat 3 Paralel di SMA Garuda.

Karen terlonjak kaget saat tiba-tiba ada yang menyentuh bahunya dari belakang, lalu dia berbabalik, dan meringis saat yang menyentuh bahunya tadi adalah pak Wakid

"ngapain kamu Karen?" Tanya pak Wakid sambal menatapnya dibalik kacamatanya yang sedikit turun

Karen masih meringis,

"eh hehehe bapak, itu pak nungguin temen saya" pak wakid pun mengangguk,

"siapa teman kamu?" mendadak Karen sport jantung mendengar pertanyaan dari pak Wakid

"anu... itu pak, eee" melihat gelagat Karen yang gugup pun membuat pak wakid terkekeh

"saya tau saya tau" lalu pak Wakid melongokan kepalanya kedalam kelas. mendapati siswanya yang masih berkemas-kemas

"Galva, di cari pacar kamu ini" teriak pak Wakid dari luar, Karen pun menutup wajahnya malu. dia merasa pipinya sedang merah sekarang, bagaimana bisa pak Wakid tau kalau dia sedang mencari Galva. Apa gosip dirinya dan Galva begitu hebat, sehingga pak guru saja tau?

Galva yang merasa bingung pun menautkan kedua alisnya, lalu berjalan mendekati pintu. bahkan semua murid disitu sudah berteriak

"cieeeeee"

"uhuuuy Galva"

bahkan ketiga sahabatnya tidak berhenti-hentinya menggoda, tapi Galva menghiraukan itu, dan tetap memilih berjalan kedepan.

"ya sudah bapak tinggal ya, itu pacar kamu sudah datang" kata Pak Wakid pada Karen yang masih menutup wajahnya sebagian dengan tangannya. Karen pun hanya mengangguk, lalu tidak lama kemudia muncul Galva dari balik pintu. Galva sedikit terkejut mendapati Karen ada disitu, tidak biasanya Karen datang ke kelasnya.

"loh, kok belum pulang? ngapain?" Tanya Galva lalu bersender di tembok, Karen yang ditanyai seperti itu hanya menggigi bibirnya. dia jadi sedikit malu untuk bicara.

melihat Karen yang sedikit canggung membuat Galva tersenyum, lalu mengambil tangan kanan Karen yang berada di samping.

"cieeeeee" semua murid didalam kelas pun masih melihat drama yang terjadi didepan, Galva dan seorang gadis. semua teman-temannya tidak tau kalau gadis itu adalah Karen, karena Karen berdiri di samping tembok kelas, sedangkan galva di tembok di depan kelas.

Galva pun menengok kedalam kelasnya sebentar, melihat teman-temannya yang masih melihat dirinya dengan senyum-senyum tidak jelas. Galva hanya menggelengkan kepalanya, menghiraukan mereka semua

DeclairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang