Flashback onSemenjak pulang dari sekolah tadi entah kenapa Galva mendadak kepalanya pening, hidungnya tersumbat, suhu tubuhnya naik. Padahal dia sudah berencana mengajak Karen untuk pergi ke festival lampion yang sekarang akan diadakan selama 3 hari.
Galva membatalkan rencananya dan berharap dia akan segera sembuh sehingga besok dia akan mengajak Karen pergi kesana.
Galva membuka seragamnya, berkeinginan untuk segera menggantinya dengan baju rumahan dan ia ingin segera istirahat.
Tiba-tiba saja Galva membelalakkan matanya kaget saat melihat Lizi sudah diambang pintu kamarnya. Bodohnya Galva yang belum sempat berganti pakaian malah menghampiri Lizi dengan telanjang dada.
Sedangkan Lizi sendiri bahkan tidak sungkan atau malu sama sekali melihat keadaan Galva yang tengah Shirtless seperti itu. Dia malah tersenyum manis, menimbulkan kesan menyeramkan dimata Galva.
"Mau apa lo kesini?"
Galva menanyakannya dengan sarkastik, tetapi nampaknya Lizi tidak peduli.
"Gue mau main kerumah temen gue sendiri emang nggak boleh? Jangan lupa, lo udah janji kalo sekarang kita bisa temenan" ujar Lizi dengan wajah yang entah tidak dapat diartikan.
"Lo bisa tunggu dibawah, nggak perlu masuk kamar gue" ujar Galva
Lizi nampaknya masih acuh tak acuh. Galva sedikit naik pitam saat Lizi dengan seenaknya sendiri tengah berjalan menjelajah kamarnya sambil melihat beberapa foto diatas nakas kamar Galva.
"Keluar, gue mau ganti baju" kata Galva
Lizi tampak cuek sambil mengangkat kedua bahunya
"Ganti aja, gue nggak bakal liat"Jelas saja itu membuat Galva naik pitam. Tidak main-main Galva segera menarik tangan Lizi untu segera keluar dari kamarnya.
Lizi sedikit memberontak, sehingga Galva tidak sengaja menarik baju Lizi dan membuat kerah bajunya melorot hampir ke lengan. Galva tidak peduli dan tetap menyeret Lizi untuk keluar. Naasnya saat Lizi memberontak, entah sengaja atau tidak Lizi malah terjatuh tepat dikasur empuk milik Galva. Galva yang belum ada persiapan juga ikut jatuh karena ditarik oleh Lizi.
Galva membeku saat bibirnya bersentuhan dengan bibir milik Lizi, dan nampaknya Lizi tidak terkejut sama sekali. Bahkan dia kelihatan begitu senang.
Praaankk
Galva membelalakkan matanya sempurna saat menyadari Karen tengah memperhatikan mereka berdua,
Karen salah paham.
Segera saja dia mengejar Karen, meninggalkan Lizi yang tampaknya tidak memiliki rasa bersalah sama sekali.
Flashback off
************
Galva tampak begitu emosi, bahkan dia menutup pintu ruang tamu begitu kasar. Membuat asisten rumah tangganya berjengit kaget.
Galva menaiki tangga dengan nafas memburu, wajahnya yang awalnya merah karena demam kini tambah merah karena dicampur oleh emosi.
Galva memasuki kamarnya, dan menampilkan Lizi yang tengah membenahi bajunya kembali. Lizi mendongak, suasana mendadak mencekam melihat raut wajah Galva yang siap untuk meledak.
"Cewek nggak tau malu, keluarr lo dari kamar gue..." Teriak Galva tepat didepan wajah Lizi. Lizi tampak begitu takut, tangannya sedikit bergetar
KAMU SEDANG MEMBACA
Declair
Teen FictionBimbang adalah kata-kata yang mendiskripsikan perasaannya saat ini. Saat para Ketua dan kapten memperebutkan dirimu, siapa yang akan kamu pilih? Diantara semua pilihan, kenapa pilihannya jatuh kepada 2 orang itu, 1. Ketua kelas, kelas sebelah sekal...