10. Anak baru

1.5K 70 0
                                    

Pagi lumayan cerah hari ini, tidak mendung juga tidak panas. Lumayan lah hari Senin ga perlu panas-panasan. Jadi siswa ga perlu repot-repot pura-pura pingsan atau pura-pura izin ke toilet.

Tapi, Hari ini, hari yang cukup membosankan bagi seorang Karen. Karena sejak tadi malam papa dan mamanya, Adi dan Aisya sibuk dinas ke luar kota. Dan apa lagi akhir-akhir ini dia juga jarang melihat Adi dirumah, karena yah tau sendiri, sebentar lagi pemilihan calon walikota. Jadi harus banyak-banyak kampanye dimana-mana. Karen tidak suka berpolitik, tidak tau kenapa. Kakaknya Nizar kuliah di fakultas hukum di salah satu universitas di London. Sebenarnya di keluarga Santoso ini juga memiliki perusahaan, yang dijalankan oleh orang kepercayaan Adi dan kadang di pantau oleh Nizar. Sebenarnya Adi ingin Nizar meneruskan perusahaan keluarga nya, tapi Nizar menolak keras. Dia ingin menjadi jaksa. Tapi jika nanti sudah waktunya, dia akan meneruskan perusahaan keluarganya. Itu janji Nizar.

Kalau Karen, dia juga bingung ingin menjadi apa, saran mamanya sih dia disuruh menjadi dokter. Karen hanya iya-iya saja tidak keberatan. Karena Karen juga suka pelajaran biologi.

Seperti rutinitas setiap hari, Karen sekarang diantar jemput oleh pak jamal setiap paginya.

"Selamat pagi Karen" sapa Jena yang baru saja datang dan duduk di samping Karen

"Pagi, Wulan mana?"

"Ga tau, tadi katanya mau ke kantin dulu beli Aqua"

Karen hanya mengangguk, lalu kembali pada rutinitas nya, mengecek khas kelas dan menghitungnya.
Sedangkan jena lebih fokus pada hp nya yang sekarang menampilkan media sosial jaman sekarang, Instagram. Tiba-tiba saja ada yang menggebrak meja nya membuat coretan panjang di buku bendahara milik Karen

Braaaak

Karen menatap tajam, sedangkan yang ditatap malah balik menatap polos tidak tau apa-apa. Saat sadar bahwa ia mencoret buku milik karen baru dia meringis.

"Maaf ren, ga tau hehehe"

Karen hanya geleng-geleng kepala, lalu mengambil type ex dan menghapus coretan disana.

"Lo sih wul, ga kira-kira mau gebrak meja. Untung hp gue nggak loncat" tambah jena

"Iya deh sorry-sorry. Eh kalian tau nggak, ada murid baru"

Kata Wulan antusias, lalu mengambil asal kursi disamping dan duduk di depan Karen.

"Murid baru?" Perjelas Karen, yang tadinya fokus dengan buku sekarang beralih fokus pada wulan yang tampak bercerita dengan antusias.

Wulan mengangguk hebat, jena yang tadinya juga fokus ke hp nya, sekarang menghadap wulan dengan alis mengkerut.

"Anaknya pindahan dari SMA Cendekia"

Saat mereka bertiga tengah bercerita tentang murid pindahan itu, Dina baru saja datang, dan langsung menghampiri mereka bertiga.

"Guys guys, udah denger? Anak pindahan?" Tanya Dina dan dijawab anggukan dari mereka bertiga

"Dia salah ketua geng nya dera sama richi, mereka dulu teman SMP" Tambah Dina lagi

"Tunggu-tunggu, temen SMP? Berarti satu SMP juga sama cowok lo kan din? Sama Galva, Tama, brilli juga?" Tanya Jena

Dina mengangguk
"Iya dan lo harus tau, dia lizi. Mantannya Galva"

Deg

Karen melotot kaget, bukan hanya karen, Jena dan Wulan pun sama. Dina, Jena dan Wulan langsung beralih menatap Karen yang masih tampak kaget.

"Gue tanya sama lo ren, apa hubungan lo sama Galva?"

Karen mengernyit, hubungan apa? Mereka tidak ada apa-apa, hanya sebatas teman, karena kedua orang tua mereka sahabatan udah itu aja.

DeclairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang