33. ENDING

1.4K 57 1
                                    

Hari ini adalah hari dimana ujian kenaikan kelas berakhir, kelas X naik kelas XI, kelas XI naik kelas XII, dan kelas XII akan meninggalkan sekolah.

Begitu juga dengan Karen dan lainnya, hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelasnya sebelum mereka akan naik ke kelas XII dan itu adalah dimana para siswa harus berjuang demi mencapai nilai yang bagus agar bisa masuk perguruan tinggi yang mereka dambakan.

Semua siswa tampak bangga karena pertarungan nya sudah selesai, tapi dilain sisi Galva tampak memikirkan sesuatu, ya...

Setelah ini dia tidak akan melanjutkan kelas XII disini. Dia harus ikut dengan Rama untuk pergi ke Belanda. Apalagi yang membuat dia galau, Karen tidak mau bertunangan dengan Galva sekarang. Karena menurutnya ini terlalu cepat, tapi Karen berjanji akan menunggu Galva selama 4 tahun.

Itulah yang Galva takutkan, selama 4 tahun dan tidak ada ikatan pertunangan dengan Karen, membuat Galva cemas. Bisa saja Karen direbut oleh laki-laki lain. Mengingat Karen itu merupakan salah satu gadis incaran para pria.

"Gal lo beneran mau ke Belanda?" Sudah hampir ke lima kalinya Keenan menanyakan itu. Kelima kalinya pula Galva hanya mengangguk untuk menjawabnya.

"Sekali lagi lo tanya kayak gitu, gue kasih piring deh, beneran" ucap Galva setengah kesal.

Keenan meringis,
"Habis gue masih kayak gak percaya gitu lo mau ke Belanda" kata Keenan lagi

"Siapa mau ke Belanda? Lo gal? Enak banget lo liburan ke Belanda. Gue cuma diajakin ke taman mini" kata Brilli yang tiba-tiba saja muncul dari balik pintu kelas sambil membawa sebotol air mineral.

"Galva ke Belanda nggak liburan bego, dia sekolah disana"

Brilli yang sedang minumpun menyemburkan airnya, dan naasnya minuman itu mengenai seragam Keenan.

"Brilli, Bangke looo" umpat Keenan sambil mengusap-usap seragamnya. Brilli sendiri malah terbatuk-batuk karena tersedak, sedangkan Galva menggelengkan kepalanya. Brilli tidak akan pernah berubah.

"Sumpah lo gal?"

Galva hanya berdehem menjawab pertanyaan Brilli. Brilli sendiri yang tadinya berdiri segera duduk dihadapan Galva.

"Gila, enak bener lo bisa lihat cewek bule 4 tahun. Bisa-bisa lo ketularan bule dong, nggak nggak bisa. Ntar lo makin ganteng, nyaingin gue dong"

Keenan hanya mengucapkan istighfar melihat Brilli yang seperti itu, Galva sendiri menggelengkan kepalanya tak paham dengan otak Brilli.

"Bril, temenin gue yuk kepasar" kata Galva

"Ayuk, gue juga mau kolor. Kolor gue dibuat jampel masak sama bi Imah"

Galva dan Keenan menggeleng-gelengkan kepalanya lagi.

"By the way lo mau cari apaan kepasar?" Tanya Brilli polos pada Galva,

"Mau beliin lo otak, siapa tau otak lo beneran ketuker sama ikan fugu-fugu"

*********

"Kalo disana jangan ngrepotin kakek"

"Enggak pa"

"Jangan makan sembarangan kamu"

"Enggak pa"

"Hubungin rumah terus"

"Iya pa"

"Sekolah yang bener"

"Iyaa"

Fatimah tampak tersenyum dan terkekeh melihat dan mendengar sendiri interaksi antara bapak dan anak itu. Heru yang sedari tadi mengoceh sedangkan Galva tampak santai dengan game online di hp nya.

DeclairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang