Karen membaca buku paket biologi yang dia pinjam dari perpus, waktunya istirahat pertama sudah berlalu sejak 10 menit yang lalu, bahkan ketiga sahabat Karen sudah berada di kantin saat ini. tapi Karen lebih memilih duduk diam dikelas sambil membaca buku Biologinya.
Bayangan orang berdiri didepannya membuat Karen mendongak, lalu tersenyum lembut saat menyadari Galva yang sudah berdiri sambil membawa kan sepiring nasi goreng
"kok nggak ke kantin" kata Galva seraya duduk dikursi milik Jena. Karen menandai bukunya sampai mana dia membaca, lalu menutupnya dan menaruhnya di atas meja lalu menghadap ke Galva.
"masih kenyang, tadi sarapan lumayan banyak"
Galva menganggukan kepalanya
"padahal ini aku bawain makan buat kamu" kata Galva sambil menunjuk piring yang berisi nasi goreng yang terletak diatas meja.
"kamu udah makan?" Tanya Karen, Galva hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari Karen
Perhatian mereka beralih saat Raga masuk kedalam kelas dengan wajah datarnya, Karen dan Galva tidak tau apa yang sedang Raga pikirkan saat ini, tapi yang jeas mereka tau Kalau Raga sedang ada pikiran sekarang.
"Ga....." panggil Karen, Raga menoleh. lalu segera saja berjalan kearah Karen dan Galva yang sedang duduk bersama dengan tatapan tertuju kearahnya.
Raga menarik tempat duduk entah milik siapa, lalu duduk berhadapan dengan Galva dan Karen saat ini
"lo kenapa? tampang lo tumben amat kusut" bukannya sakit hati atau apa atas ejekan Karen, Raga justru menghela nafas lelahnya, membuat Karen dan Galva disitu dipenuhi dengan tanda Tanya
"kalian tau murid baru yang jadi partner belajar gue?" Karen dan Galva kompak mengangguk, tapi Karen lebih semangat dibandingkan Galva yang hanya megangguk satu kali
"tau, yang pakek hijab itu kan. cantik banget tau, cocok deh sama lo kayaknya" melihat tingkah laku Karen yang menurut Raga diluar pemikirannya pun cuma mendengus, sedangkan Galva tampak terkekeh melihat Karen yang berniat mencomblangkan Raga.
"gue nggak nanya dia cantik atau enggak nya ren, lo tau sebenernya dia siapa nggak?" pertanyaan Raga sukses membuat Galva dengan Karen dipenuhi kebingungan, memangnya ada apa dengan cewek itu. Sontak saja Galva dan Karen kompak menggeleng.
"eh tapi bener cantik lo ga, keturunan Turki tau" ucap Karen dengan mata berbinar, seolah dia sedang kagum dengan Safiya, murid baru yang sedang mereka bicarakan.
Melihat itu tentu saja Raga gemas sendiri, reflex saja dia mecubit kedua pipi Karen, membuat Karen mengaduh kesakitan dihadapan Galva pula
"Ehmmmm...." deheman Galva menyadarkan Raga, Raga menoleh kearah Galva yang kini memandanginya dengan tatapan tajam, membuat Raga menyengir menyatukan kedua tangannya didepan dada
"Ampun romo" kata Raga,
Pandangan Raga beralih ke nasi goreng dihadapannya yang masih utuh,
"Buat gue ya?" Belum juga mendapatkan persetujuan dari Karen maupun Galva, tapi Raga sudah lebih dulu melahapnya.
Sifat Raga benar-benar berbeda
📌📌📌📌📌📌📌📌📌
Karen sekarang sedang duduk diruang tamu, disana sudah ada Adi, Aisyah bahkan Nizar pun juga. Hal ini merupakan kejadian yang sedikit langka akhir-akhir ini, setelah pemilihan kepala daerah dan Adi dinyatakan menang dan sekarang sudah menjabat menjadi walikota, Adi menjadi semakin sibuk dengan kegiatan politiknya, dia lebih sering dirumah dinasnya, Aisya pun juga ikut menemani Adi. kadangkala Nizar dan Karen ikut kerumah dinasnya, tapi lebih sering dirumahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Declair
Teen FictionBimbang adalah kata-kata yang mendiskripsikan perasaannya saat ini. Saat para Ketua dan kapten memperebutkan dirimu, siapa yang akan kamu pilih? Diantara semua pilihan, kenapa pilihannya jatuh kepada 2 orang itu, 1. Ketua kelas, kelas sebelah sekal...