Shani mendengus sebal sambil membaca lembaran-lembaran kertas hasil pemberian Naomi.
"harus banget yah dikerjain ? Malah sebanyak ini lagi"
Naomi hanya terkekeh pelan mendengar gerutuan protes dari Shani, namun dia abaikkan begitu saja.
"Lidya sama Yona gak pernah dapat beginian, kenapa harus gue sih !?" tambah Shani yang tak terima.
Naomi menyimpan bukunya kedalam tasnya dan menyandangnya dipunggung.
"itu berguna buat lo, sekalian mengasah sama memperluas kemampuan lo. Gue yakin lo pasti bisa"
Shani hanya mengganguk malas dan mulai mengerjakkan apa yang disuruh Naomi.
"oh iya, kerjaan lo gimana ? Sering banget diskip sementang udah punya pacar" kata Shani sambil sibuk mengerjakkan tugasnya.
Naomi meringgis mendengarnya, belakangan ini dia sering meminta pada temannya yang lain untuk menggantikkan pekerjaannya demi bersama Veranda.
"kurang-kurangi dulu kali ketemunya. Lo juga punya pekerjaan yang harus dikerjain" nasihat Shani.
"susah Shan. Gimana yahh susah gitu deh, lo pasti ngertilah rasanya kalo lo udah nyerahin seluruh hati lo buat seseorang rasanya tuh lo mau tiap hari bersama dia" jelas Naomi.
Shani hanya mengangguk seadanya, dia memang tak mengerti tentang apa yang dirasakan Naomi dan mungkin dia memang belum mau merasakannya.
"Shan, gantiin gue lagi yah malam ini. Veranda ngajak gue kesuatu tempat gitu malam ini" Shani hanya mengganguk mengiyakan kata Naomi.
"bulan ini bayaran lo 20% buat gue yah?"
Naomi mengacungkan jempol pertanda setuju dan pergi begitu saja.
***
Untuk pertama kalinya semenjak 1 bulan berpacaran, Veranda memberikan sebuah kejutan kecil untuk Naomi yang sedang berjalan disebelahnya dengan mata yang tertutup dengan kain hitam.
"kita mau ngunjungi siapa sih ? Harus banget yah mataku ditutupi sebegininya ?" tanya Naomi saat mereka sedang berada didalam lift salah satu apartement mewah dipusat kota.
"kamu diem aja deh ! Yang penting aku ada disebelah kamu dan akan menuntunmu kemanapun kamu melangkah"
Naomi yang sempat kesal dengan Veranda berubah menjadi senyuman manis mendengar kata-kata manis Veranda untuknya. Sedangkan Veranda yang ada disebelah Naomi hanya diam dengan tangan yang menggengam jari-jari kecil Naomi dengan posesif.
Pikirannya memutar saat makan malam kemarin bersama keluarganya yang mulai menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama disekitaran waktu mereka yang cukup padat.
Flashback on
"jadi kamu mau pindah ke apartement ?" tanya Alena setelah Veranda menyelesaikkan perkataannya tentang keinginannya untuk menetap diapartement pemberian orang tuanya.
"iya ma, sayang banget kalo gak ditempati. Lagian juga aku harus mulai belajar hidup mandiri biar pas kuliah nanti gak kaget buat ngurus diri sendiri nantinya" ujar Veranda yang sebenarnya hanya alasan semata.
Freddy dan Kinal hanya diam mendengar perbincangan Alena dan Veranda disela-sela makan malam. Lebih memilih tak terlibat dalam hal sekecil ini demi menyelamatkan perut yang sedari tadi kelaparan setelah melakukan aktifitas sehari-hari yang melelahkan lebih tepatnya.
Alena meletakkan sendoknya dan mulai meminum sedikit air putih untuk sekedar meringankan pikirannya yang sedikit pusing setelah mendengar keinginan putri bungsunya.
