Veranda turun dari taksi berwarna biru tepat didepan rumah pemotongan daging dimana Veranda yakin bisa menemukkan Naomi.
Sudah 10 hari semenjak pertemuan kedua mereka, kewarasan Veranda sedikit terganggu karena terus memikirkan Naomi. Dan sejujurnya Veranda sedikit bingung dengan tingkahnya yang saat ini benar-benar ingin bertemu Naomi padahal dia bisa menghubungi kenomor pribadi milik Naomi yang dia miliki. Mungkin rindu yang terlalu besar membawanya sampai kesini
"hai Lid" sapa Veranda dengan senyum terbaiknya pada Lidya yang sedang sibuk memotong daging sapi segar dengan pisau pemotong daging yang tajam.
"hai Ve !" sapa Lidya sekilas dan kembali sibuk dengan daging-daging miliknya.
Veranda sedikit bingung dengan suasana rumah yang cukup sepi. Biasanya pasti selalu ramai dengan celetukkan Yona,Shani maupun Aliff.
"mereka lagi jemput barang dipelabuhan. Yah wajar aja sih kalo lo gak ngeliat mereka" kata Lidya yang sepertinya mengerti isi hati Veranda.
Veranda menggangukkan kepala mengerti. Sebenarnya tujuan utamanya bukan itu. Dia ingin tentang keberadaan seseorang yang membuatnya uring-uringan tak jelas.
"ehm, Lid. Naomi dimana yah ?" tanya Veranda sedikit malu-malu.
Lidya menghentikkan pekerjaannya dan menatap Veranda dengan tatapan menggoda.
"ohh jadi lo kesini cuman nyari Naomi.." ujar Lidya dengan nada bicara yang mampu membuat Veranda sedikit jengkel.
"noh orangnya ada dibelakang. Lagi pacaran sama motor kesayangannya"
Veranda meninggalkan Lidya tanpa pamit sedikitpun karena kepalang malu ketika Lidya dapat mengerti maksud dan tujuan sebenarnya kesini.
Dibagian belakang rumah, Veranda sedikit tercenggang melihat halaman belakang yang cukup luas dengan bunga-bunga anggrek cantik yang terawat dengan baik.
Senyumnya merekah saat melihat rambut dark brown milik Naomi yang dicepol menampakkan sedikit pundaknya yang sedang asik sendiri dengan dunianya, yaitu mencuci motor kesayangannya.
Entah sadar atau tidak, Veranda menatap Naomi dengan tatapan terpesona melihat Naomi yang menurutnya sangat seksi.
Baju hitam tanpa lengan yang mampu menjiplak lekuk tubuh Naomi yang sangat sintal serta keringat yang menetes dari keningnya benar-benar membuat dada Veranda bergemuruh melihatnya. Apalagi melihat senyum penuh kepuasaan dari bibir Naomi saat mengelap kesayangannya yang sudah tampak bersih mengkilap benar-benar menghilangkan separuh kewarasan Veranda.
Naomi yang merasa diperhatikan, refleks menoleh kearah Veranda yang masih menatapnya intens.
"hai Ve !" suara indah Naomi mampu menyadarkan Veranda dari kesadarannya yang sempat hilang sementara. Senyum manis milik Naomi benar-benar menjadi hal yang tidak baik bagi kesehatan jantung Veranda yang masih asik bersenam ria disana.
"ada apa?" tanya Naomi saat Veranda sudah berdiri didekatnya.
"eumm. Gakpapa sih cuman yah gitu.."
Naomi terkekeh pelan melihat ekspresi bingung Veranda yang sangat lucu.
"lo rindu sama gue ?"
Veranda melotot mendengarnya. Naomi berhasil bertanya tepat sasaran. Tak bisakah Naomi sedikit berbasa-basi dengannya terlebih dahulu ? Sumpah demi apapun wajah Veranda memerah ketika Naomi mengetahui maksud dan tujuannya tanpa basa-basi sedikitpun.
"bukan lo aja yang rindu, sepertinya gue juga merindukkan lo"
Pipi Veranda benar-benar memerah sekarang. Tak menyangka bahwa Naomi juga merindukkannya. Rasanya sekarang isi perut Veranda ingin meledak akibat kegembiraan sekarang. Mereka memiliki perasaan yang sama.