6. Selamat Tidur ! Aku Rindu Kamu

2.6K 258 3
                                    

Veranda lebih banyak melamun didalam kelas sedari tadi. Guru-guru yang mengajar sepertinya dianggap angin lalu baginya. Raganya dikelas sedangkan hatinya melalang buana memikirkan seseorang yang berhasil membuatnya seperti ini. Naomi.

Entah apa penyebabnya tapi yang pasti hidup Veranda berubah semenjak bertemu Naomi. Ada rindu yang menumpuk menggedor hatinya untuk menemui sang pemilik rindu itu.

Tubuhnya mulai terasa aneh semenjak Naomi memeluknya, dan tangannya sendiri terasa hampa tanpa genggaman tangan naomi. Dia benar-benar berbeda. Apakah aku jatuh cinta ? Sebuah tanya yang muncul begitu saja dalam dirinya.

"shan.."

Shania menoleh kearah Veranda sambil sesekali fokus mencatat materi yang dituliskan guru fisika didepan kelas.

"apaan ?"

Veranda sedikit menggigt bibir bawahnya. Dia sebenarnya ragu untuk menceritakkan hal ini pada Shania, tapi dia juga membutuhkan seseorang untuk berbagi cerita.

"rasanya jatuh cinta itu gimana yah ?"

Shania hampir tergelak dikelasnya. Pertanyaan polos yang tiba-tiba saja keluar mulus dari seseorang yang selalu menggabaikkan Steve sang playboy cap buaya disekolah, kini menanyakkan soal cinta pada dirinya yang hanya menggenal cinta melalui novel-novel fiksi yang selalu dia baca.

"lo jatuh cinta ? Sama siapa ?"

Veranda mendengus kesal mendengarnya. Sudah dia yang bertanya malah yang ditanya malah berbalik bertanya.

"ihh seriuss Shania.. Jatuh cinta itu gimana sih rasanya ?" tanya Veranda dengan sedikit gemas.

Shania menghentikkan kegiatan tulis menulisnya dan mulai berfikir.

"menurut novel yang gue sering baca sih yah, Jatuh cinta itu rasanya aneh. Dada lo berdebar-depar, lo gelisah kalo gak berjumpa dengannya, lo merasakan hal yang berbeda sejak jauh darinya dan yahh masih banyak lagi sih. Tapi secara garis besar yah seperti itu menurut pengamatan dan hasil baca-baca novel versi gue"

Veranda terdiam mencerna omongan Shania. Semua itu sudah dia rasakan sendiri, tapi sekarang dia takut untuk menerima kenyataan bahwa dia jatuh cinta pada Naomi.

Naomi sebenarnya orang yang baik,tapi pekerjaannya seolah menutup sisi baik dalam hatinya. Tapi Veranda tak bisa berbuat banyak. Sungguh dia ingin bertemu dengan Naomi dan menuntaskan rasa rindu yang sudah menggunung dihatinya.

Menelfon ?

Percuma rasanya memiliki nomor pribadi tapi tak bisa bertemu langsung dengan orang yang membuatnya setengah mati merindu seseorang yang baru pertama kali dia kenal.

"kalo lo emang jatuh cinta sama seseorang yah harus diakui Ve. Jangan mencoba menentang perasaan yang muncul karena diberi Tuhan, biarkan aja dia bebas dan jangan pernah mengikatnya atau bahkan menggelak dari perasaan yang memang sewajarnya tumbuh tanpa peduli siapa orang yang dimaksud" saran Shania yang sudah kembali melanjutkan tugas mencatatnya.

Veranda terdiam mendengar saran Shania. Logikanya mulai berperang melawan keinginan hati.

Mustahil rasanya dia bisa jatuh cinta dalam waktu sesingkat ini.  Hanya melalui proses mengenal selama 12 jam. Biasanya orang akan jatuh cinta karena terbiasa melihatnya berada didekat kita atau memberi kita perhatian khusus. Tapi kali ini Veranda merasakan perasaan itu hanya dalam sekejap, hanya perlu satu malam saja. Berbanding terbalik dengan Steve yang jor-joran mendekatinya sejak kelas X. Bukannya merasa nyaman justru Veranda merasa eneg atau lebih parahnya dia sudah jijik melihat tingkah lelaki itu dihadapannya.

Veranda Dan NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang