눈 05

11.5K 1.3K 28
                                    

Taehyung mengumpukan semua mahasiswa dan mahasiswi di Ballroom kampus, dengan Taehyung yang sudah berdiri tegak di fodium disampingnya berdiri semua anggota senat juga BEM.

Setelah semua mahasiswa dan mahasiswi datang, Namjoon selaku wakil ketua senat menyiapkan semuanya agar tertib. Setelah itu Taehyung mulai mengumumkan apa yang mereka rapatkan tadi.

"Terimakasih atas perhatianya. Saya hanya ingin mengumumkan, minggu depan tepatnya hari kamis akan diadakan mapala di Jeju. Tepat lokasinya akan menyusul nanti, serta segala persiapan akan di atur saat kelompok sudah jadi"

"Yang kedua, setelah mapala seperti biasa, kita akan adakan expo tahunan di ballroom ini. Setiap fakultas dan tingkatan wajib mengeluarkan perwakilan minimal lima orang solo, lima grup dance dan tiga band fakultas. Nanti juga akan ada turnamen basket antar universitas"

"selain itu setiap klub ekstrakulikuler wajib mengeluarkan minimal dua pentas baik yang dari klub musik maupun teater. Untuk pendaftaran dan info lebih lanjut bisa konsultasi dengan Kim Seok Jin"

"Dekan sudah mempercayakan dua kegiatan ini kepada BEM dan senat, harap kalian semua melaksanakanya dengan baik agar semua berjalan dengan lancar." Taehyung mau turun dari fodium namun

Brukkkk

"Taehyung!!!" Untung Namjoon dengan sigap menangkap tubuh kekar Taehyung.

"Yaa tae!!" Semua orang disana panik

"Cepat bawa Taehyung keruang kesehatan!" Namjoon, Jimin dan Hoseok segera menggotong Taehyung keruang kesehatan.

"Astaga, apa yang ditakutkan Jin hyung ini?" Gumam Seungjae

"Apa sih jae"

"Hai si Taehyung yang sok itu hanya pura pura!" Sungjae dan yang lainya menatap tajam Jungkook

"Kau tau Kook, kau mengerikan. Kebencianmu terhadap Taehyung yang sebenarnya hanya karena masalah sepele membuatmu mengerikan. Bahkan Taehyung seperti itupun kau tak peduli" kata Sungjae, Jungkook terdiam

"Kook, sebenci apapun kau pada Taehyung. Dia tetap teman kita, teman seperjuangan kita" Sungjae berjalan meninggalkan Jungkook yang mematung

"Apa aku keterlaluan?" Gumam Jungkook

"Aku tak tau kau sejahat itu Kook. Aku tau kau membenci Taehyung tapi setidaknya berikan sedikit empatimu pada Taehyung. Apa kau buta? Dari tadi Taehyung memang terlihat berbeda, dia juga pucat sedari tadi pagi. Aku tak menyangka kau sejahat itu" kata Jaejong.

"Ish kenapa semua jadi menyalahkanku sih" gerutu Jungkook.

Sementara itu, anggota senat masih panik dengan keadaan Taehyung. Setelah diruang kesehatan, dokter jaga segera memeriksa Taehyung. Kemudian ia langsung keluar dari ruang kesehatan.

"Taehyung harus dirujuk ke Rumah Sakit. Aku tidak yakin dengan ini tapi sepertinya Taehyung terkena tipus. Suhu badanya tinggi" Namjoon dan yang lain mengangguk setuju

"Astaga padahal minggu depan mapala"

"Tapi memang suhu badan Taehyung itu diatas normal kan" tambah Hoseok

"Baiklah, panggilkan ambulance sekarang juga" kata dokter

Setelah beberapa saat ambulance datang dengan para perawat. Mereka langsung turun menangani Taehyung. Memasang infus dengan segera.

Semua menonton saat Taehyung itu dibawa menuju ambulance termasuk Jungkook.

"Apa kau masih menganggap ini sebuah lelucon kookie?" Jungkook terdiam

"Dia memiliki masalah hingga membuatnya drop. Aku ikut prihatin padanya" Jungkook menunduk dalam

"Apa aku sudah sangat keterlaluan padanya tadi?"
.
.
.
Taehyung terbaring lemah diranjang rumah sakit. Semuanya sudah kembali kekampus untuk menghandle tugas Taehyung.

Sementara itu, Jungkook dijemput bodyguard untuk pulang kerumah. Ada hal yang harus dibicarakan oleh Sehun pada Jungkook.

"Ada apa appa menyuruhku pulang?"

"Langsung saja Kook-ah, appa hanya ingin bilang jika appa akan menjodohkanmu dengan kolega appa. Pemilik Kim Corp, putra dari Kim Daehyun" Jungkook membolakan matanya

"Apa!! Tidak appa aku tidak mau!!" Sehun menampilkan wajah sendu

"Jika kau menolak, maka kita akan hancur nak. Daehyun samchon hanya bisa menolong kita jika kita memiliki hubungan lebih dengan keluarganya" Sehun memejamkan mata

"Perusahaan appa diambang kebangkrutan" lirih Sehun. Tentu saja Jungkook amat sangat terkejut.

"Appa bohongkan?!" Sehun menggeleng, begitu juga Luhan dan Wonwoo yang menunduk

"Eomma mohon sayang hikss turutilah satu permintaan appa dan eomma kali ini saja hikss" tidak Jungkook tidak bisa melihat air mata eommanya.

Jungkook memejamkan mata, tidak ada pilihan lain yang bisa ia ambil jika keadaanya seperti ini.

Mau tak mau Jungkook harus menyetujuinya. Demi keutuhan keluarganya, demi appa dan eomma beserta kakak tercintanya.

Meskipun sebenarnya Jungkook harus mengorbankan dirinya sendiri. Ia memang belum mencintai siapapun, tapi tetap saja.

Namun apa boleh buat, Jungkook tak mempunyai pilihan lain lagi, hingga akhirnya ia memang harus menyetujui perjodohan dirinya dengan rivalnya sendiri.

"Baiklah eomma, kookie setuju"

"Terimakasih sayang hikss terimakasih" Sehun dan luhan memeluk Jungkook dengan erat. Keduanya nampak sangat lega. Jungkook tersenyum tipis dan hanya bisa menghela nafas.

"Semoga aku baik baik saja" batin Jungkook

_____________

TBC

My Crystal Snow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang