Hancur. Lagi-lagi aku harus merindu sendiri, memikirkan sendiri, sedih sendiri, depresi sendiri. Kamu, barangkali tak ingin tahu menahu tentang hidupku. Namun, ketahuilah aku ingin kau memahami sedikit saja, tak perlu sepenuhnya paham atas rasaku.
Menghargai lebih membuatku tenang, daripada berpura-pura mendengar padahal tak pernah benar-benar mengerti. Barangkali kini sudah tak perlu lagi, kau tak perlu repot-repot untuk berusaha memahami atas rasaku. Sebab rinduku telah hancur, sudah tak terbentuk lagi.
Kini kau bisa melihat sendiri serpihan-serpihan rindu itu. Meski tak utuh, tapi setidaknya ia dapat menunjukan padamu bahwa aku--sang pemilik rinduku--telah sejauh ini merindu pada sosok sepertimu. Diam dan tak berperasaan mungkin dapat melukiskan temtangmu.
Sudah. Semua sudah kubiarkan terbang menjauh dalam hidupku. Serpihan rindu itu, aku yakin ia akan kembali membawa sosok yang baru. Sosok yang akan membuatku lupa tentang beragam kesedihan dalam mencintaimu.
Pada malam temaram di bulan ini... Ku pasrahkan setiap serpihan kerinduan menentukan jalan dan pilihannya sendiri...
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajutan Kalimat Rindu
ChickLitPada setiap kata yang kurangkai dalam catatan penuh kerinduan ini, entah mengapa ada banyak sekali "kamu" di dalamnya. Bagaimana aku dapat menulis sebanyak itu pun aku tak paham. Bagaimana rindu dapat hadir dalam setiap bayang-bayangmu yang semu pun...