Hari terus belalu jauh. Aku bahkan sampai lupa kalau ini sudah bulan-bulan dimana hujan senang sekali jatuh. Dan jika dihitung mungkin ini sudah bulan ke tiga kita tidak bertemu.
Lihatlah.
Aku bahkan melupakan waktu.
Betapa aku begitu bodoh menunggumu di persimpangan kehidupan yang tak pernah kamu lalui lagi setelah tiga bulan berlalu.
Aku bahkan ingin sekali tertawa---mentertawai kebodohanku yang bahkan terlalu larut dalam menunggumu.
Hingga tanpa kusadari, aku kuat dengan sendirinya. Dan, tentu saja dengan menampung rindu yang setiap saat menghampiriku.
Kalau boleh aku berbicara tentang dunia angka, mungkin rindu-rindu itu telah menumpuk dipunggunggku, di hatiku bahkan.
Tapi kamu lihat kan? Aku kuat. Rindu-rindu itu terus memaksaku untuk tetap berdiri dipersimpangan jalan kehidupan. Mereka--bagian dari hati, perasaan dan pikiranku terus mengatakan bahwa kamu pasti pulang.
Aku yakin kamu pasti kembali.
Rindu itu baik.
Kini aku lebih dari kuat menunggumu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajutan Kalimat Rindu
Literatura KobiecaPada setiap kata yang kurangkai dalam catatan penuh kerinduan ini, entah mengapa ada banyak sekali "kamu" di dalamnya. Bagaimana aku dapat menulis sebanyak itu pun aku tak paham. Bagaimana rindu dapat hadir dalam setiap bayang-bayangmu yang semu pun...