Katamu aku tak boleh sungkan; jika ada yang ingin disampaikan, cepatlah sampaikan. Jangan dipendam. Namun kenyataan ketika aku ingin sekali berkata rindu, kamu malah tak acuh. Kamu bilang, "rindu terus." Dengan ketus.
Loh, memangnya kenapa? Tidak suka? Memang begini kok hidupku. Sebentar-sebentar rindu. Sebentar-sebentar cemburu. Tapi kamu? Apa pedulimu?
Dirasa semua hambar. Pesanmu menjadi singkat. Topik pembicaraan hanya sebatas,"oh" dan,"ya." Saja.
Lalu aku harus apa? Katamu mencari topik itu bukan perkara yang mudah? Lantas ketika aku berusaha membangun topik yang ada, kamu malah mengacaukannya.
Sebenarnya kenapa?
Hah. Sia-sia saja.
Rinduku sia-sia!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajutan Kalimat Rindu
Chick-LitPada setiap kata yang kurangkai dalam catatan penuh kerinduan ini, entah mengapa ada banyak sekali "kamu" di dalamnya. Bagaimana aku dapat menulis sebanyak itu pun aku tak paham. Bagaimana rindu dapat hadir dalam setiap bayang-bayangmu yang semu pun...