51. Rindu yang Sia-sia

45 2 0
                                    

Katamu aku tak boleh sungkan; jika ada yang ingin disampaikan, cepatlah sampaikan. Jangan dipendam. Namun kenyataan ketika aku ingin sekali berkata rindu, kamu malah tak acuh. Kamu bilang, "rindu terus." Dengan ketus.

Loh, memangnya kenapa? Tidak suka? Memang begini kok hidupku. Sebentar-sebentar rindu. Sebentar-sebentar cemburu. Tapi kamu? Apa pedulimu?

Dirasa semua hambar. Pesanmu menjadi singkat. Topik pembicaraan hanya sebatas,"oh" dan,"ya." Saja.

Lalu aku harus apa? Katamu mencari topik itu bukan perkara yang mudah? Lantas ketika aku berusaha membangun topik yang ada, kamu malah mengacaukannya.

Sebenarnya kenapa?

Hah. Sia-sia saja.

Rinduku sia-sia!

Rajutan Kalimat RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang