Pada setiap kali angin malam berbisik merapalkan doa dalam keheningan, pada setiap kali itu pula rinduku turut serta dalam lampiran doa-doa angin malam. Pedih, perih, sesak, semua yang kurasakan menyatu dalam hamparan kerinduan. Berharap kau mau dengar sedikit saja jeritan rindu dalam keheningan.
Setiap kata yang terucap bermaknakan perasaan. Setiap asa yang menyeruak mengartikan emosi kerinduan. Betapa hati ini ingin sekali berucap,"kapanlah rindu berujung temu?"
Meski temaram lampu jalanan dalam heningnya jiwa malam, aku tetap saja kepala batu. Menyampaikan beragam rindu yang telah habis dalam rajutan kalimatku. Malam selalu saja menjadi waktu yang panjang untuk Ku mengadu.
Tuhan, inginku hanya dia. Beritahulah rinduku ini sudah semakin membuncah.
Namun, seberapa sering pun aku menjerit, berteriak, hilang kendali dalam amarah perasaan, kamu tetaplah sama; tak akan pernah mendengar rinduku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajutan Kalimat Rindu
ChickLitPada setiap kata yang kurangkai dalam catatan penuh kerinduan ini, entah mengapa ada banyak sekali "kamu" di dalamnya. Bagaimana aku dapat menulis sebanyak itu pun aku tak paham. Bagaimana rindu dapat hadir dalam setiap bayang-bayangmu yang semu pun...