Tempo hari, saat kamu menghampiriku perlahan. Memanggil namaku dengan nada yang pasrah. Aku sempat ingin kembali menggantungkan harap, alih-alih kamu akan kembali pulang bersama.
Sebelumnya aku sudah siaga, aku tau kamu pasti akan bicara.
Bicara banyak tentang semua yang tak sempat kita selesaikan sebelumnya.
Sungguh, aku benar-benar tak kuasa menahan haru.
Seandainya kamu tahu, aku mati-matian menahan tangis agar tak jatuh. Aku bahkan masih tak menyangka kita bisa sedekat itu.
Sungguh,
Aku ingin mendekap dengan waktu yang panjang. Sampai jarak benar-benar tak bersisa. Sampai kita benar-benar bersama.
Tapi sekali lagi, aku tahu diri.
Cintamu bukan untukku lagi.
Rindumu bukan milikku lagi.Harusnya kemarin kuucap, aku rindu.
Tapi tak bisa, aku tak ingin menyakiti perempuanmu.
Maka dengan berat hati aku ingin sampaikan,
"Berbahagialah selalu, bersama atau tanpa aku."
"Semoga benar dia cinta sejatimu."
"Aku ikhlas, meski tak sepenuhnya mengikhlaskan."
"Aku... Biarlah aku mengalah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rajutan Kalimat Rindu
ЧиклитPada setiap kata yang kurangkai dalam catatan penuh kerinduan ini, entah mengapa ada banyak sekali "kamu" di dalamnya. Bagaimana aku dapat menulis sebanyak itu pun aku tak paham. Bagaimana rindu dapat hadir dalam setiap bayang-bayangmu yang semu pun...