63. Bukan Apa-apa

46 2 0
                                    

Lalu seiring bertambahnya usia kami saling melupakan. Tidak ada lagi istilah sayang, atau semacam bentuk cinta yang dituturkan masing-masing dari kami berdua.

Persimpangan jalan yang dilalui sudah berlainan arah. Kami sudah sepakat untuk saling melupa, saling tidak mengabari, dan saling memilih jalan masing-masing.

Hingga suatu ketika saat tahun berikutnya berlanjut, kami dihadapkan kembali dengan situasi rindu. Di persimpangan kami bertemu, saling tersenyum dan menjabat tangan.

"Bisa gak kalau kita kembali berjalan searah dengan tujuan milik bersama, mengamit lengan, menautkan senyuman di setiap pijakan?"

"Kenapa tiba-tiba ingin kembali?"

"Bukan apa-apa, hanya, sepertinya aku gak bisa kita terus bergerak saling bertolak, terlebih sampai menjaga jarak."

"Kamu ingin seperti dulu lagi?"

"Kamu mau memulainya dari awal lagi?"

"Tentu. Kita hanya perlu mencoba asing saat merasa jenuh, lalu saat waktu terus bergerak perasaan kita menolak untuk dipisah. Itu sebabnya semua ini dilakukan, agar diantara kita lebih memahami bagaimana rasanya berjuang untuk tidak saling bertolak dan melupakan."

Rajutan Kalimat RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang