Untuk kesekian kalinya aku menuliskan sesuatu yang tak pernah mau kamu pedulikan. Jangankan peduli, menyapapun sepertinya kamu sudah enggan lagi.
Kita ini tidak lebih dari dua orang yang saling keliru. Tidak pernah tahu bagaimana akhir dari rindu, dan tidak pernah berniat untuk mencari tahu.
Ya, mungkin saja itu kamu. Karena kenyataannya yang menderita hanya aku.
Ini, aku menulis lagi untukmu agar tahu sekali lagi.
Kenyataan dari cinta yang kamu hilangkan itu, kini membuatku meradang lagi.
Kita benar-benar bukan pemilik akhir yang bahagia.
Aku mengejarmu.
Kamu terus berlari untuk berusaha pergi dari jangkauanku.
Aku merindu.
Kamu terus tak pernah mau peduli untuk rinduku.
Lalu bagaimana kelanjutan dari rindu ini?
Ku rasa aku sudah hampir menyerah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajutan Kalimat Rindu
Literatura KobiecaPada setiap kata yang kurangkai dalam catatan penuh kerinduan ini, entah mengapa ada banyak sekali "kamu" di dalamnya. Bagaimana aku dapat menulis sebanyak itu pun aku tak paham. Bagaimana rindu dapat hadir dalam setiap bayang-bayangmu yang semu pun...