Seventeenth | Alasan

817 47 1
                                    

Halo!!! Heheh.
Selamat membaca :)
Jika suka, silahkan vote dan comment nya.
Otw 1k wkwk

*****

Semua baik-baik saja, hubungan persahabatan yang dulunya retak sekarang kembali seperti semula. Tidak ada lagi masalah yang memecahkan hubungan persahabatan, semua terselesaikan.

Masalah persahabatan yang berujung perpecahan karena rasa yang tumbuh menjadi cinta. Semua sudah kembali, tidak ada lagi kebencian nata untuk fiska.

Fiska meminta maaf dan nata memaafkan. Mudah. Jika dibilang sulit, itu hanya pikiran mereka yang menganggap semuanya sulit. Andai saja, masalah ini terselesaikan sejak dulu mungkin tidak ada rasa canggung diantara dua insan yang sedang duduk saling berhadapan dengan keheningan yang cukup lama.

Nata bangkit dari duduknya, sebelum melangkah keluar dari kafe, ia terlebih dahulu pamitan pada fiska. Setelah itu meninggalkan kafe dengan fiska yang sendirian.

****

Nata duduk di sofa dengan punggung yang di sandarkan. Menghembuskan nafasnya berkali-kali. Memikirkan hal yang diucapkan oleh fiska.

Benar yang dikatakan fiska saat dikafe. Tetapi dirinyalah yang masih tetap pada pendirian. Belum saatnya ia membuka identitas nya, biarkan ini tetap pada posisinya. Ia yang cupu disekolah.

Tetapi ucapan yang dilontarkan fiska membuat dirinya ingin seperti dulu, bukan dirinya yang cupu tapi dirinya yang banyak dikenal semua orang.

Nata memejamkan matanya, rasa lelah membuatnya ingin tidur hingga pagi. Baru beberapa menit ia tertidur, seorang perempuan dengan suara yang kencang membuatnya terkejut dan terbangun dari tidurnya.

Nata mendengus, ia tahu siapa pemilik suara itu.

"Hay adek tersayang" perempuan itu tersenyum manis. Menghampiri nata yang sedang berbaring tidur.

Nata tidak menjawab, ia lagi malas berbicara. Ia pun mencoba memejamkan matanya lagi.

Perempuan itu cemberut, memajukan bibirnya sebal. "Dek, Lo gak kangen sama kakak Lo yang cantik ini" tanya perempuan itu. Menggoyang-goyangkan tubuh nata.

Nata menghela nafasnya. "Gak, udah sono ganggu gue istirahat aja" ketus nata. Ia sungguh kesal jika ada yang mengganggu istirahatnya.

Clara Adelin, kakak perempuan nata yang sudah menikah dua tahun lalu.

"Nat, gak asik Lo ah. Masa gue dateng gak disambut" clara mengguncang tubuh nata.

Inilah yang membuat nata kesal dengan Clara, sifatnya tidak pernah berubah padahal sudah menikah.

Nata masih bergeming tidak ingin berbicara. Mengapa disaat dirinya ingin beristirahat, selalu saja ada yang mengganggunya.

Clara yang merasa dikacangin, akhirnya menyelusuri kamar nata, melihat barang-barang nata yang berada dimeja belajar nya.

Clara mengerutkan dahinya saat melihat kacamata dimeja belajar adiknya, padahal nata dari dulu hingga sekarang matanya tidak bermasalah.

"Nat, mata Lo min" tanya Clara. Menolehkan wajahnya kearah nata yang masih memejamkan matanya.

Clara mengambil kacamata itu dan memakai nya. Ini bukan kacamata minus.

"Gak" jawab nata singkat.

Clara menghampiri nata dengan membawa kacamata berbentuk bulat.

Ia duduk dipinggir ranjang, masih dengan menggenggam kacamata bulat nata.

"Nat bangun dulu, gue minta penjelasan buru" Clara menarik paksa nata untuk bangkit dari tidurnya.

FAMOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang