Seventh | kangen

1.1K 45 0
                                    

Fiska berjalan gontai di lorong rumah sakit, ia selalu begini jika sudah datang ditempat seperti ini apalagi harus bertemu dengan seseorang yang sangat berharga buatnya dan sekarang dia sedang dalam keadaan diambang Kematian.

Kapan Lo bangun, gue kangen -- batin fiska menangis menahan rasa yang amat sakit.

Jika saja dulu ia tidak melakukan hal yang bodoh pasti ini tidak akan pernah terjadi dan sekarang ia menyesal karena menyakiti dua hati yang selalu mengisi harinya.

Apa ini mungkin sudah menjadi takdir?? Dan kita sebagai manusia tidak bisa berbuat apa-apa, menjauh dari takdir.

Ya,ini semua salahnya. Ia sekarang sudah kehilangan kedua sahabatnya yang begitu amat disayanginya.
Mengapa setiap persahabatan selalu saja perasaan yang tidak diinginkan muncul,seperti cinta. seharusnya didalam persahabatan hanya ada rasa sayang dan bukan cinta.

Fiska memasuki ruangan yang sudah menjadi langganannya 4 tahun ini, lihatlah cowok yang berbaring lemah disana rasanya ia tidak kuat lagi jika melihat seseorang yang ia sayangi terbaring lemah tak berdaya.

Tapi ia harus kuat dengan semuanya, ia yakin jika dia akan bangun, mungkin tidak sekarang.

Fiska berjalan kearah ranjang berisi cowok yang sedang tertidur damai.

"Kapan Lo bangun" ucap fiska lirih, ia menangis melihat sahabatnya ini yang sedang tertidur pulas dan cukup lama.

"Apa Lo tega ngeliat gue kayak gini, gue ga mau kehilangan lo"

"Lo doang harapan gue, karna nata menghilang bagaikan ditelan bumi semenjak kejadian itu" fiska menangis, ia tidak tahan lagi menahan air matanya.

"I Miss"

"Bangun Fer"

"Lo tega ngeliat gue yang tiap hari menangis, mana janji Lo kalau gue nangis Lo bakal hapus air mata gue"

"Pliss bangun" ucap fiska lirih memohon

Fiska tersenyum miris, ia melihat wajah Fero pucat dan tubuhnya semakin kurus.

"Cepet bangun fero, gue sayang Lo" bisik fiska pelan ditelinga Fero

Fiska pun keluar dari kamar rawat yang ditempati Fero.

Fiska menyusuri lorong rumah sakit langkahnya pelan ia masih ingin terus menemani Fero tetapi itu akan membuatnya semakin sedih mengingat kejadian itu.

****
"Sya mau ga" tanya varo menawarkan cemilan ke sasya yang sedang memainkan ponselnya

"Mau, taro dimeja aja" jawab sasya yang masih fokus pada ponselnya

Varo yang melihat sasya dari tadi memainkan handphonenya mendengus kesal, ia dikacangin dari tadi.

"Sya udah dong main hpnya" varo menyenggol lengan sasya yang membuat sasya berdecak kesal karena saat ia mengetik pesan selalu typo.

"Ih bang varo jangan gangguin Caca dulu ih"

Varo pun merampas paksa ponsel sasya, sasya menatap tajam ke varo karena seenaknya merampas ponsel orang.

"Sini ga ponselnya" ucap sasya kesal

"Ga mau, enak aja gue dari tadi di dua in nih sama handphone" balas varo

"Oh gitu ya, yaudah Caca pergi aja gak mau pulang Sampe ponsel Caca balik lagi"

"Yaudah Sono" usir varo

Sasya yang tidak main-main dengan ucapannya langsung mengambil jaket dan kunci mobilnya lalu pergi keluar dan langsung memasuki mobil dengan kesal.

FAMOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang