Thirtieth | Perhatian

545 35 5
                                    

Meja yang berada dipojok kanan mengundang semua mata yang berada dikantin. Bahkan saat melihat kebersamaan dimeja tempat Sasya dan kawan-kawannya yang sedang bercengkrama dengan diselingi canda tawa mampu membuat semua murid yang berada dikantin menatap iri. Begitu beruntung nya Sasya menemukan sebuah sahabat yang bahkan bisa dibilang seperti keluarga.

Ditempat meja pojok kanan yang terdapat Sasya dan kawan-kawannya sekarang sudah ramai bahkan Varo dan teman-temannya juga ikut bergabung disana. Alasan Varo yang ikut bergabung di tempat nya Sasya dan sahabat-sahabatnya adalah karena ingin menjaga adiknya. Padahal kenyataannya berbanding terbalik yang ada dipikirannya, dirinya hanya ingin dekat-dekat dengan Fiska. Gadis yang berparas cantik tapi judes itu sudah tau maksud Varo yang ikut bergabung ditempat ini, bukannya ia terlalu percaya diri tapi begitulah kenyataannya.

"Eh tapi ngomong-ngomong gue mau nanya dah sama lu Dir" ucap Tiya yang sedari tadi sudah menahan untuk tidak menanyakan ini pada Dira. Pasalnya dirinya sangat penasaran tentang Dira yang sudah tahu nama murid baru yang ada dikelas Fiska padahal dia kan belum melihatnya bahkan belum mendengar nama cowok itu.

"Apa?" Dira mengernyitkan keningnya. Menunggu apa yang akan ditanyakan oleh Tiya.

"Kok lo bisa kenal sama Fero? Bahkan Lo aja belum liat wajahnya langsung dan belum denger namanya?" Pertanyaan yang dilontarkan Tiya mampu membuat Dira bungkam sesaat. Salahnya sendiri yang asal menyebutkan nama Fero didepan teman-temannya ini.

"Iya betul, gua juga heran pas Dira nyebut nama Fero padahal kan gue belum kasitau?" Timpal Katty yang sudah menggaruk kepalanya dan menunjukkan ekspresi bingungnya.

Dira tersenyum kikuk saat sudah mendapatkan pertanyaan sama yang dilontarkan oleh Katty. Bagaimana dia akan menjawab pertanyaan ini? Alasan apa yang akan dia berikan pada teman-temannya ini? Dira menatap Fiska untuk meminta bantuan menjawab pertanyaan yang sudah membuatnya keringat dingin. Tapi nyatanya Fiska tidak dapat membantunya, sudah terjawab saat melihat dari tatapan Fiska yang sudah mulai bingung untuk menjawabnya.

"Kita sempat kenalan tadi pagi" ucapan yang dilontarkan Fero membuat semua yang dimeja tersebut menoleh, dan akhirnya semua menganggukkan kepalanya dengan percaya.

Akhirnya Dira dan Fiska bernafas legah saat Fero membantu menjawab pertanyaan sialan itu. Fiska menggenggam tangan Fero yang berada diatas meja. Jangan berpikiran yang tidak-tidak, Fiska sering melakukan itu pada siapapun yang sudah membantu nya dan itu perbuatan yang menyalurkan ungkapan rasa terimakasih.

Tanpa sadar, ada yang sedang menahan rasa kesal melihat genggaman Fiska pada Fero. Mengapa rasanya sakit sekali saat melihat perempuan yang di sukainya menggenggam tangan cowok lain? Varo tersenyum miris bahkan senyumnya tidak dapat terlihat jelas jika ada yang melihatnya. Senyuman yang mengekspresikan rasa sakit yang begitu dalam buat Varo.

Sasya yang melihat perubahan wajah Varo langsung tersadar, kakak laki-lakinya nya harus dikuatkan karena dirinya dan varo memang saling menguatkan. Gadis itu merangkul pundak kakaknya dan memberikan senyuman manisnya. Varo tahu adiknya ini sedang mengalihkan perasaan sakitnya, terlihat jelas raut wajah Sasya yang menatapnya dengan iba.

Bel sekolah pun berdering menandakan usainya jam istirahat untuk semua murid yang berada dilingkungan sekitar sekolah.

"Cabut masuk kelas" ucap Varo dengan nada bicara yang dingin bahkan sepertinya sifat Varo yang dulu mulai kembali lagi. Tanpa Varo tahu, Fiska menatap heran perilaku Varo yang aneh.

Varo dan kawan-kawannya pun meninggalkan tempat itu lebih dulu bahkan tanpa meninggalkan satu katapun disana. Hari ini hatinya butuh sendiri melupakan sejenak kejadian yang sempat membuat hatinya sakit.

FAMOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang