Eleventh | Fero

970 51 0
                                    

"karena pada akhirnya kamu akan jatuh cinta dengan orang yang tidak terduga-duga"

****
Sekarang jadwalnya untuk melihat seseorang yang dirawat dirumah sakit. Dira memasuki ruang Mawar dimana seorang lelaki dirawat diruang ini. Ya, sepertinya Dira harus melihat kondisinya, apakah ada perkembangan atau masih tetap sama. Sebenernya Dira bingung dengan semua ini, mengapa ia peduli dengan seorang lelaki yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan hidupnya. Mungkin kepeduliannya karena ada alasannya satu yaitu Fiska. Fiska sahabatnya dan ia tidak tau kalau ternyata fiska mempunyai masa lalu yang kelam, dan ia juga tahu dibalik wajah fiska yang jutek memiliki masalah yang begitu rumit.

Ini seperti mimpi, tapi sebenernya ini kenyataan, Dira Sekarang berada disamping ranjang laki-laki yang sedang terbaring tak berdaya.

Dira bingung dengan semuanya. Ia juga masih ingat pada saat beberapa bulan yang lalu, saat ia mengetahui semua tentang masa lalu fiska. Anggaplah Dira terlalu kepo, semuanya dikepoin, dan pada akhirnya, ia harus menyimpan semua cerita fiska dan tidak boleh ada yang tau apalagi sahabatnya yang lain.

Dira tersenyum melihat laki-laki yang ada di depannya, yang tak lain adalah Fero. Dira menggenggam tangan Fero dan mengelusnya.

"Mungkin kalo gue berada diposisi fiska, gue udah ga kuat karena orang yang paling disayangi belum sadar juga" Dira tersenyum samar

"Gue pengen liat fiska bahagia dan tersenyum tanpa ada beban yang dipikulnya, mungkin fiska akan bahagia jika Lo bangun dari tidur panjang Lo" Dira tahu bahwa dirinya berbicara sendiri, coba kalau disini banyak orang bisa2 ia dianggap gila.

"Lo harus bangun fer, Lo harus nepatin janji Lo yang udah Lo bilang ke fiska, janji Lo yang akan selalu ada buat fiska dan ingin fiska selalu bahagia"

"Gue disini sebagai sahabatnya juga ngerasain sama, ngeliat orang yang paling disayanginya sedang terbaring lemah dengan kondisi yang tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya"

"Gue harap Lo bangun, Lo harus bertahan untuk orang yang paling Lo sayang, dan gue disini terus berdoa agar Lo cepat bangun dan melihat orang-orang yang sayang sama Lo lagi nungguin Lo bangun" dira bangkit dari duduknya, ia harus pergi karena ada tugas sekolah yang belum ia selesaikan.

Sekali lagi Dira menggenggam tangan Fero dan tersenyum tipis setelah itu Dira keluar dari ruangan itu. Tanpa ada yang tahu jari Fero bergerak pelan dan matanya mengeluarkan setetes air mata.

***
"Ihhh bang varo anterin dong " Rajuk sasya menarik lengan varo

"Jangan manja sya, Lo udah besar jangan kayak anak kecil yang terus-terusan minta dianterin kemana-mana" ujar varo jengah melihat kelakuan adiknya ini.

"Yaudahhh lah kalo ga mau, kalo sasya diculik salah bang varo dan jangan cari sasya biarin sasya diculik" ketus sasya sebal

Sasya pun keluar dari rumahnya menutup pintunya keras, varo yang terlonjak kaget karena pintu yang ditutup keras oleh sasya.

Sasya memasuki mobilnya dengan kesal. percuma punya kakak kalo ga berguna pikir sasya

Sasya melajukan mobilnya membelah jalanan kota Jakarta. Ia menuju ke kafe langganannya dengan berada disana ia bisa tenang pikiran, sasya juga kangen dengan papa dan mamanya, dirumah terus dengan varo bikin suntuk apalagi abangnya itu suka senyum2 sendiri pas lagi Megang hp.

FAMOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang