Fiveteenth | Perasaan aneh??

910 59 0
                                    

Maaf baru update heheh.
Banyak kesibukan disekolah, jadi belum sempat nulisnya, pasti sebagian ada yang nunggu dan sebagiannya lagi ga nunggu *karena ga penting wkwk*
Untuk part ini author usahakan untuk bikin yang baca greget ya, tapi kalo enggak emang author nya aja yang belum pandai wkwk
Jika boleh saat part ini aku update, sumbangan vote nya boleh kali *mupeng* :v

Happy Reading :)

----------------

Sasya menuruni tangga dengan langkah yang lebar, buru-buru ia menuju ke meja makannya dan mengambil roti selai yang sudah diolesi dengan bluberi.

"Santai aja kali mbak makannya" ucap varo yang masih menikmati makanannya.

Sasya menghiraukan ucapan varo, ia terus memakan rotinya hingga habis tak tersisa.

"Laper apa rakus" gumam varo yang masih terdengar jelas ditelinga sasya.

Sasya memutar bola matanya. "Komen aja kayak di sosmed" ketus sasya.

Varo beranjak dari duduknya, mengambil tas dan kunci mobil yang berada di kursi, setelah itu berjalan mendahului sasya yang masih merapikan rambutnya.

"Masih pagi, udah dibikin gondok aja" gumam sasya mendesis kesal.

Sasya pun melangkah menyusul varo yang sudah berada di luar rumah. Sasya memasang wajah ditekuk, sebal karena varo sama sekali tidak memedulikan nya.

Sesampai di pintu keluar rumah, sasya mendengar varo berbicara dengan seseorang diluar, entah itu siapa yang jelas sasya mendengar suaranya seperti cowok.

Penasaran.. sasya pun keluar menghampiri varo yang masih berbincang dengan seorang cowok di depan gerbang rumah.

"Bang varo, Lo ngomong sama siapa" tanya sasya sedikit berteriak.

Varo menoleh sekilas ke arah sasya, setelah itu ia kembali pada posisinya dan melanjutkan bincang-bincang nya.

Sasya menghela nafas, benar-benar punya Abang minta di sleding palanya.

Sasya menghentikan langkahnya saat melihat seseorang yang sedang berbicara dengan varo. Ya, itu nata.
Cowok itu tersenyum manis kearahnya dan benar-benar bikin sasya terdiam, menikmati senyum nata lebih lama.

"Hay sya" sapa nata masih tersenyum semanis mungkin.

Sasya tersenyum tipis, entah apa yang dirasakannya saat melihat senyum nata membuat jantungnya berdetak cepat dan sasya tidak tahu mengapa jantungnya senang sekali berdegup kencang saat melihat wajah nata dan senyumnya.

"Udah kali sya liatin nya, entar suka aja" ucap varo menggoda adiknya yang masih terdiam melihat nata.

Sasya menoleh cepat kearah varo dan mendelik tajam, sumpah ia ingin sekali menyobek mulut abangnya ini hingga lebar.

Lihatlah varo menyengir menunjukkan sederetan giginya yang putih, sasya sempat berpikir, mamahnya selama mengandung varo ngidam apaan.

"Lo ngapain kesini Nat" tanya sasya yang masih bingung dengan keberadaan nata disini.

"Gue mau ngajak Lo berangkat bareng, mau kan" jawab nata sekaligus bertanya.

Sasya menengok kearah varo, meminta persetujuan pada varo, dan varo hanya mengedikkan bahunya.

"Iya" sasya pun berjalan menuju motor nata.

Nata mengasih helm pada sasya yang langsung diterima sasya.

"Bang varo, sasya duluan" ucap sasya yang sudah berada diatas motor nata.

Varo mengangguk diselingi senyum menggoda, sasya yang melihatnya jijik.

FAMOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang