Twenty-Nine | Teman Baru

512 28 3
                                    

Gadis itu memakai sepatunya dengan terburu-buru hingga tali sepatunya dibiarkan lepas begitu saja. Sesekali gadis itu melirik arloji yang melingkar di lengan kirinya.

"Cepetan bang varo!" Teriak Gadis itu yang tak lain adalah Sasya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lewat yang artinya bel masuk berbunyi beberapa menit lagi.

"Iya iya sabar" Varo langsung berlari kecil menuju mobil berwarna hitam yang sudah terparkir manis di garasi rumahnya.

Sasya pun segera menyusul Varo didalam mobil setelah itu mobilnya pun keluar dari perkarangan rumah dan melaju cepat dijalanan ibu kota.

"Ini semua gara-gara bang varo"

"Lah kok Abang?" Varo menatap sekilas setelah itu matanya terfokus melihat kearah jalan.

"Iyalah salah Abang. Tidur nya kebo banget dibangunin aja susah. Kebanyakan mimpiin fiska sih!" Ucap Sasya kesal. Bayangkan saja saat Sasya membangunkan Varo, abangnya ini malah mengigau dan menyebut nama Fiska.

"Sok tau deh kamu Sya"

"Emang Caca tau kok. Abang aja ngigau sambil nyebut nama Fiska" Sasya tersenyum mengejek sedangkan Varo terdiam dan tidak ingin membalas ucapan adiknya.

Saat sudah sampai diparkiran sekolah, Sasya keluar dari mobil tetapi sebelum itu ia berkata pada Varo.

"Oyah bang Varo satu lagi sasya mau bilang"

"Apa?" Tanya Varo mengangkat sebelah alis kananya.

"Kalo tidur jangan ngorok soalnya fiska gak suka cowok ngorok" Sasya tertawa geli saat melihat ekspresi Varo yang sudah mengubah mimik wajahnya. Sasya pun menutup pintu mobil disaat itu juga Varo membuka pintu mobilnya dan mengejar Sasya yang sudah berlari menuju kelasnya.

"Adek kurang ajar" gumam Varo tersengal-sengal karena mengejar Sasya yang larinya begitu cepat.

****
Tiya, Dira, dan Katty menatap bingung kearah Sasya yang tertawa sendiri bahkan Sasya tidak sadar bahwa dirinya menjadi pusat perhatian karena tertawa tanpa sebab.

"Heh sya" panggil Katty. Yang dipanggil pun menoleh dan menghentikan tawanya.

"Lo sakit?" Tanya Katty sembari jari telunjuknya digesekkan miring. Sasya yang mengerti ucapan dan gerakan Katty langsung menjitak kepala Katty dengan gemas.

"Aww" ringis Katty.

"Kalo ngomong sembarangan aja. Gue masih waras kali" sinis Sasya. Untung Sasya sayang sama Katty kalo tidak sudah Sasya mutilasi sekarang juga.

"Lagian lu kenapa sih Sya tawa tawa sendiri gak jelas kayak tadi?" Tanya Dira penasaran. Secara Sasya jarang banget tertawa pada pagi hari.

"Nanti gue ceritain pas istirahat tapi tunggu Fiska" jawab Sasya tersenyum lebar yang semakin membuat sahabat-sahabatnya dibuat heran.

Bel masuk pun berbunyi. Semua murid di sekolah masuk kedalam kelasnya masing-masing. Jam pelajaran pun dimulai.

"Sya" panggil Dira.

"Hm"

"Temenin ketoilet yuk Sya"

"Gak ah males. Noh sama Tiya"

"Gua juga males kali" timpal Tiya Yang sudah mendengar pembicaraan antara Sasya dan Dira.

"Pelit lu berdua" ketus Dira. Untung Dira sabar dengan sikap sahabat-sahabatnya.

"Bodo" jawab Sasya dan Tiya bersamaan.

"Guys, Bu Rini gak masuk hari ini karena sakit" teriak selaku ketua kelas Sasya dikelas. Semua murid yang ada didalam kelas bersorak gembira karena bisa bebas kemana pun hingga jam istirahat selesai.

FAMOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang