Thirty-Seven | Perhatian kecil

29 3 0
                                    

"Dad jeniii gak mau tau pokoknya apapun caranya jeni harus dapetin Nata!" tegas nya sambil mengerucutkan bibirnya.

"jeniii gimana caranya biar supaya Nata bisa jadi milik kamu? daddy bingungggg"

"ya, itu daddy yang mikir gimana caranya"

"masa daddy harus bikin papah nya Nata jatuh miskin dulu??? itu ga mungkin" dengus Davin.

gadis itu pun menghela nafas kasar. "dad apapun caranyaa, jenii harus dapetin Nata lebih dulu!" tegasnya penuh penekanan.

tugas Davin bukan hanya tugas kantor lagi tapi ditambahkan dengan tugas yang menurutnya tidak mudah untuk dilakukannya. ya memang
Joan dan dirinya bersaing dalam bisnis tapi ia dan Joan berteman dekat lumayan lama dan tidak mungkin dirinya menjadi musuh dalam selimut hanya untuk memenuhi permintaan anak gadisnya.

Davin menyeruput kopi diatas meja dengan habis, ia semakin pusing jika memikirkan rencana apa yang akan ia jalankan untuk membuat Nata bisa menyukai balik anaknya. Lagi pula dari sekian banyak cowok dimuka bumi, mengapa anaknya lebih terobsesi dengan satu cowok yang jelas-jelas sudah mencintai perempuan lain? sungguh tidak habis pikir.

"jeni tunggu ya dad kabar selanjutnya bagaimana, dalam waktu yang cepat. karena jeni gak mau keduluan sama anak manja itu!" gadis itu pun keluar dari rumah memakai mobilnya dan pergi menuju ke tempat teman-temannya berada.

****
"semuanya udah siappp?" tanya Dira kepada teman-temannya yang sudah memegang tugas proposal masing-masing.

"siap siap emang mau kemana si neng dira?" ucap Jonathan dengan suara yang mengejek.

"mau ngubur lo" Dira mendelik tajam ke Jonathan dan itu membuat Kelvin tertawa kencang.

"diem vin suara lo ngeganggu" ucap katty kesal karena suara ketawa kelvin begitu keras dan kebetulan katty tepat berada disampingnya, telinganya bisa budeg lama-lama.

"btw Dio gimana lo udah ngomong sama pembina OSIS tentang Fero dikelompok KIR mana?" tanya Dira dengan nada yang malas ketika berbicara dengan Dio.

"udah katanya Fero bakal dikelompok ini soalnya jonathan bakal pindah sekolah ke kampungnya"

semuanya langsung melihat kearah Jonathan dengan tatapan bertanya dan juga penasaran. Jonathan yang ditatap seperti itu hanya menyengir lebar dan menggaruk tengkuk kepalanya, sebenarnya ia tidak enak kepada teman-temannya yang secara tidak langsung bakal pindah sekolah dan meninggalkan tugas-tugas KIR nya yang belum tuntas.

"iyaa soalnya bokap gue dipindahin tugas kerja nya disana, jadi gak bakal disini lagi" jelas Jonathan.

Dira melayangkan makalah 10 lembar kearah Jonathan dengan kesal, bagaimana tidak Jonathan bahkan dengan santai menjelaskan seakan tidak bersalah. harusnya dari jauh-jauh hari Jonathan bilang kalau dirinya bakal pindah, jadinya mereka semua harus merevisi nama Jonathan dimakalah yang 99% hampir tuntas.

"ya gimana gue kan baru dikabari bokap gue kalo bakal ikut pindah juga" Jonathan mengangkat kedua bahunya menandakan bahwa disini ia juga tidak bersalah hanya masalah telat memberitahu.

"untungnya ada Fero nanti yang bakal ngegantiin lo" timpal Tiya yang sudah mendelik tajam ke arah Jonathan.

"lagi pula yaa gua yang rekomendasiin Fero ke kelompok ini karena gue bakal pindah nanti" sewot Jonathan.

Dira dan Tiya langsung terdiam, ia kira Dio yang lapor ke pembina OSIS.

"gue ga tau kalo Jonathan udah bilang lebih dulu" ucap Dio yang seakan sudah melihat tatapan tajam Dira dan Tiya kearahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAMOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang