Varo meringis kesakitan saat sasya mengompres luka lebamnya dengan air dingin. Berulang kali, sasya menekan lukanya dengan sengaja. Setelah itu tertawa geli melihat wajah varo yang sangat lucu jika sedang kesakitan. Dan, itu sungguh buat sasya semakin senang melakukannya.
"Sya, lu mau nyiksa gue ya!!" Varo mendelik tajam. Sasya tertawa lagi.
"Siapa suruh gak jago berantem" sasya menjulurkan lidahnya mengejek. "Rasain nihh" sasya menekan lagi luka nya.
"ARGHHHHH, SAKIT SASYA" teriak varo. Memegang sudut bibirnya yang ditekan oleh sasya.
Sedangkan sasya, sudah berlari keluar kamar varo sambil tertawa terbahak-bahak. Memegang perutnya yang sakit karena tertawa.
"Dasar adek terlaknat" gumam varo kesal.
"MAU LAGI GAK BANG VARO?" teriak sasya.
"Mau gua tampol??" Balas varo dengan suara keras.
****
Sasya menghempaskan tubuhnya di king size. Mengontrol tawanya. Masih membayangkan wajah varo yang sedang meringis kesakitan.Tinggg...
Suara dentingan notifikasi ponselnya. Sasya meraih tas yang tidak jauh dari dirinya. Mengeluarkan ponselnya dan melihat siapa yang mengirimkannya chat.
Sasya mengerenyitkan dahinya. Saat melihat sebuah chat tanpa nama itu. Ia pun membukanya dan membacanya.
Maaf.
Satu kata yang membuat sasya mengerutkan keningnya. Satu nama pun terlintas dipikirannya. Dio. Apa Dio yang mengirimkan pesan ini?
Sasya mendengus, semudah itukah meminta maaf ? Apalagi kesalahannya itu bisa membuat orang yang disayanginya masuk rumah sakit jika dirinya waktu itu tidak melerainya. Sasya melempar asal ponselnya ke sembarang arah.
Sasya menghembuskan nafasnya kasar. Tidak lama kemudian, ia pun terlelap tidur.
Suara tawa senang gadis kecil, membuat semua mata memandangnya lucu. Ingin sekali mencubit pipinya yang gembul, karena gemas. Suara tawa gadis kecil itu diiringi suara tawa pria kecil yang sekarang berlari mengejar gadis kecilnya.
Akhirnya, gadis kecil itu tertangkap oleh pria kecil yang masih tertawa kecil karena sudah bisa menangkap gadis kecilnya.
Mereka tertawa senang, sangat amat lucu dilihat. Duduk diatas rerumputan hijau.
Suara teriakan disertai tawaan gadis kecil itu mengambil perhatian banyak orang yang sedang lalu lalang.
Gadis itu menatap sosok pria kecil yang berada dihadapannya. Mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Nata" panggil gadis kecil itu.
Yang dipanggil menoleh, tersenyum lucu.
"Caca beruntungg banget punya nataa" ucap gadis kecil itu. SASYA.
"Nata jugaa, beruntunggg punya Caca" pria kecil itu menyengir, menunjukkan sederetan gigi susunya yang kecil-kecil.
"Nata, janji ya engga ninggalin caca"
Nata mengangguk cepat.
Sasya tersenyum lebar, senyum yang bisa membuat semua orang ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMOUS
Teen Fiction#7 in Famous [ 22/06/2019] #4 in Schoolfiction [12/07/2019] [Hargai karya seseorang, dengan cara memberikan dukungan pada penulisnya] enjoy this story, hope you like it. ••• Kamu adalah alasanku untuk kembali, ke sisimu. Ini kisah dua remaja yang me...