"jika tujuan kamu hanyalah menyakiti hatinya, lebih baik jangan karena jika itu terjadi kamu akan merasakan sebaliknya. Ingat karma selalu ada"
****
Matahari terbit dengan sinar yang begitu terang membuat sang ratu terbangun dari tidurnya, perlahan membuka kelopak matanya yang indah dan menguap karena masih ada rasa ngantuk dimatanya.
Jarang sekali ia bangun sendiri, keseringan dibangunkan dari pada bangun sendiri. Ia melihat jam Beker berwarna merah muda yang sudah tertata di meja nakasnya.
Jam 05.45
Inilah yang terjadi jika ia bangun dengan sendirinya pasti tidak sadar kalau waktu shalat subuh sudah lewat dan ia harus cepat2 membersihkan dirinya dan langsung melaksanakan kewajibannya.
Sasya beranjak dari kasurnya, hari ini ia malas sekali untuk bersekolah tetapi kalau ia tidak sekolah akan tertinggal pelajaran.
Setelah selesai mandi, ia langsung melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.
Semuanya sudah ia lakukan dan sekarang ia harus siap² pergi ke sekolah, ia langsung menuju ke luar kamar dan menuruni tangga dengan malas. Disana ia melihat kakaknya sih varo yang sedang sarapan dengan roti selai.
Hampir saja ia menyapa varo karena ia ingat kalo kemarin terjadi keributan antara ia dan kakaknya, varo.
Tetapi karena sudah keseringan tiap pagi menyapa mulutnya tak tertahankan untuk menyapanya.
"Pagi" sapa sasya tetapi matanya tidak melihat ke arah varo karena ia malas sekali bertatap mata dengan kakaknya itu.
Varo mendengar sapaan sasya dan menoleh melihat ke arah sasya, ia mengedikkan bahunya karena ia tau sasya masih kesal dan marah karena kejadian semalam.
"Pagi juga" varo membalas sapaan sasya meskipun ia malas, karena sasya menyapanya tidak melihat ke arahnya dan tidak menunjukkan senyum paginya.
Sasya duduk berhadapan dengan varo, mengambil selembar roti yang sudah tertata manis di meja makannya dan langsung ia olesi selai blueberry serta ditambahkan keju diatasnya, ini kesukaannya tiap pagi sarapan dengan roti selai dan susu putih.
Selesai makan sasya beranjak dari tempat duduknya, pergi keluar rumah dan masuk ke dalam mobil masih dengan perasaan tidak enak karena ia sama sekali tidak berbicara sepatah katapun ke varo.
Varo yang melihat sasya jalan mendahului nya tanpa berbicara sedikit pun hanya menghela nafasnya kasar, seharusnya ia meminta maaf soal kejadian semalam karena terlalu pengen tau urusan pribadi sasya.
Varo menyusul sasya yang sudah masuk ke dalam mobil, hanya ada keheningan diantara mereka berdua tidak ada satupun yang memulai pembicaraan.
Sasya memandang keluar jendela mobil dan varo fokus ke arah depan karena ia sedang menyetir.
Sesampainya di parkiran sekolah, sasya langsung keluar dari mobil dan disusul varo. Saat sasya ingin beranjak pergi tangannya dicekal dari belakang oleh varo, sasya memutar badannya kebelakang melihat mata cokelat varo yang teduh sesaat sasya tersenyum tipis melihat varo dengan wajah memohon.
"Maapin Abang ya sya soal kejadian semalam" varo menunjukkan wajah nya yang sendu.
Sasya tersenyum dan langsung memeluk abangnya dengan gemas, ia tidak takut kalau ada yang melihatnya disini karena memeluk varo. Disekolah masih sepi murid-murid suka sekali datangnya saat bertepatan jam masuk sekolah berbunyi.
"Sasya juga minta maaf ya karena sasya selalu bikin bang varo kesel" sasya melepaskan pelukannya dari tubuh varo, ia tersenyum haru karena sekarang ia sudah berdamai dengan abangnya yang jahil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMOUS
Teen Fiction#7 in Famous [ 22/06/2019] #4 in Schoolfiction [12/07/2019] [Hargai karya seseorang, dengan cara memberikan dukungan pada penulisnya] enjoy this story, hope you like it. ••• Kamu adalah alasanku untuk kembali, ke sisimu. Ini kisah dua remaja yang me...