Twenty-Four | SASYA RATUDIANI

616 31 0
                                    

Sasya melangkah keluar dari kelas untuk membeli minuman di kantin. Saat sudah sampai diluar kelas, ia dibuat terkejut oleh nata karena cowok ini tiba-tiba sudah berada di depan.

"Nata" pekik sasya terkejut. Untungnya teriakan sasya bukanlah seperti teriakan Keket yang suaranya bikin telinga sakit.

Nata tersenyum manis. Ia senang melihat wajah sasya yang terkejut, lucu. Sedangkan, sasya sudah memegangi dadanya yang masih berdegup karena terkejut.

"Ga lucu nataaaaa, bikin kaget aja ihhh" sasya merengut kesal.

"Yaudah maaf" nata tersenyum manis sembari mengusap lembut kepala sasya.

Sasya mengangguk "lain kali jangan gitu, gue gampang kagetnya". Sasya cemberut lucu yang membuat nata gemas melihatnya dan akhirnya mencubit pipi sasya dengan gemas. "Ih sakit nataaaaa".
Nata pun melepaskan cubitannya yang berada di pipi sasya.

"Gue mau ngomong sama lo" ucap nata. Sasya menaikkan sebelah alisnya. Menunggu kelanjutannya.

"Mau ngomong apa?" Tanya sasya.

Nata maju mendekati sasya yang membuat sasya bingung. "Gue mau ngomong---" nata maju lagi hingga jarak mereka tinggal beberapa centi.

"Mau ngomong apa??" Sasya gugup sekali karena wajah nata yang begitu dekatnya dengan wajahnya. Sasya menahan nafas karena nata yang tersenyum manis.

"Ya ampun sya, kok Mau-an aja sih deket-deket sama cowok cupu ini" ucap salah satu teman sekelasnya yang kebetulan lewat di samping mereka.

Dan akhirnya, nata dan sasya berjauhan saat mendengar suara siswi lain. Sasya menoleh ke siswi itu, rupanya Karin yang berucap seperti itu.

Sasya menatap tidak suka saat Karin berbicara seperti itu. Apa hak nya dia ngomong kayak gitu? Kayak dirinya sempurna aja.

Sasya mendekati Karin. "Ulang lagi dong tadi Lo ngomong apa!?" Sasya menatap sinis.

"Lo mau2 an aja Deket sama cowok cupu ini secara Lo cantik, terkenal di seluruh sekolah Jakarta. Tapi kok dapetnya yang model begini." Karin menatap nata seperti tidak suka.

Sasya menggerakkan jari telunjuknya menyuruh Karin lebih dekat darinya. "Lo denger baik-baik ya Karin, gak semua orang yang di liat dari penampilannya adalah orang yang Lo anggap rendahan. Gak semua orang yang Lo lihat dari penampilan mewahnya adalah orang yang Lo anggap punya dan Lo perlu ingat, ga ada satupun orang yang sempurna didunia. Berteman sama banyak orang tanpa membeda-bedakan kasta lebih baik dibandingkan orang yang sok pilih-pilih teman karena dirinya pingin tenar" bisik sasya yang masih terdengar jelas di telinga nata.

Karin terdiam, ia menatap sasya tidak suka. "Serah Lo aja ya, suka kasihan sama Lo pantes jadi musuhnya ghina karena lo emang selera bertemannya rendah." Karin tersenyum sinis.

"Susah sih ngomong sama orang yang punya temennya dikit, cuma itu-itu doang" ucap sasya mengejek dan langsung menarik nata menjauh dari tempat Karin.

Kurang ajar!! Gue kira sasya orang nya baik taunya munafik! Batin Karin.

****
Sasya membawa nata ke kantin sekalian dirinya membeli botol minuman.
"Seharusnya tadi Lo gak usah ladenin omongan cewek tadi" ujar nata. Sasya melirik nata sebentar saat mendengar ucapan nata tadi.

"Orang kayak gitu harus dibacotin lagi Nat, jangan diem nanti dibilang pengecut" jawab sasya.

"Iya gua tau, tapi diem lebih baik dibandingkan membalas ucapan orang yang nantinya berujung berantem, sama aja Lo kayak dia" ucap nata.

Sasya melirik tajam ke nata. "Enak aja Lo samain gua sama dia, ogah amit-amit".

Bel masuk berdering bertepatan saat nata ingin membalas ucapan sasya. Nata pun mengurungkan membalas ucapan sasya.

FAMOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang