17:Ali's Birthday?

1.7K 109 25
                                    


Alhamdullilah part kemarin udah melewati target yang aku mau. Makasih ya udah mau vote dan comment

****

"Jadi gimana kalo kita buat suprise buat Ali? Kan' besok ultah dia'kan?"

Wilona, ersya dan bryan mengangguk. Mereka setuju dengan usul Verrel.

"Iya, kita buat Ali bahagia banget di ultahnya. Buat dia seneng." Kata bryan tersenyum setuju akan usul Verrel.

"Jadi rencana kalian bertiga gimana?" Tanya Ersya kepada Verrel, Wilona dan Bryan.

Verrel menginterupsi ketiga sahabatnya untuk mendekat, lalu ia menjelaskan rencana ulang tahun Ali.

"Gimana kalian setuju ga?" Tanya Verrel

"Setuju!" Seru mereka bertiga setuju dengan rencaana Verrel.

*****

Ali mengobati tangannya yang memar seringkali ia meringis kesakitan saat ia obati. Lalu ia menaruh obat itu ke nakas. Ali meraba-raba di lantai namun ia mendengus kesal karna tongkatnya tak ia temukan. Jika saja kacamatanya tak di injak oleh maxime ia takkan kesusahan untuk mencari tongkatnya.

"Maxime tolong jangan injak kacamata aku.. Please. Ini satu-satunya peninggalan papa maxime." Ujar ali memelas dengan nada memohon.

Maxime tersenyum miring, lalu ia menjambak rambut Ali kasar dan menatap mata elang ali tajam. "Apa. Lo bilang peninggalan papa?" Tanya maxime di serengai senyuman meremehkannya dan menarik rambut Ali kasar sehingga ali meringis. "Lo ga inget apa, kalo lo bukan anak di keluarga ini!! Lo itu cuman anak ga jelas asal usulnya. Tau gak?!!" Lanjut maxime tajam sambil menarik rambut Ali sekencang-kencangnya.

"Max please, lepasin aku.." Lirih Ali dengan tangis tertahankan.

Maxime segera menghentikan aksinya.

Maxime tersenyum miring.
"Denger gays... Gue akan traktir kalian jika kalian bully dia terus.." Kata maxime lantang membuat semua siswa dan siswi bersorak. Ali mendongakkan kepalanya menatap maxime tak menyangka. Namun benaknya ia pasrah jika di bully, karna ia tahu jika maxime tak akan puas jika ia tersiksa. Walaupun ia menanggung luka yang cukup parah di hatinya.

Maximepun segera menginjak kacamata minus Ali sehingga kacamata lelaki berparas arab itu hancur tak terbentuk lagi. Air matanya mengucur deras kala mengingat perjuangan ayahnya membeli kan kacamata itu.

Maxime dan siswa siswi tertawa puas kala melihat penderitaan Ali.

Senyuman nya mengembang dari bibir mungilnya tatkala ia mendapatkan benda ia cari. Ali pun beranjak walau seringkali ia meringis menahan sakit di kaki kanannya setelahnya ia mengambil tongkat.

****

"Pssstt... Li..."

"Hmmm?" Sahut Ali berdehem dan masih berfokus pada buku tulisnya.

"Pssstt... Li... Gue mau ngomong sama lu..." Panggil verrel lagi berbisik.

Ali pun menoleh. "Apa?"

Aku bukan anak tiri mu. (DAS NEW VERSION) -END-Dalam tahap revisi. (2019)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang