•10•Brengsek!

1.8K 131 19
                                    

"Bang Dy, Bang Dy mau kuliah dimana setelah lulus SMA?" Tanya Putri kepada Ali yang tengah membaca novel kesukaannya. Aya li mendengar itu hanya mengendikkan bahu tak tahu.

"Ohya kak. Kan selama aku di London, disana ada university yang akan membeasiswakan anak cerdas. Aku inget kan Abanng kan udah kelas dua belas dan 3 bulan lagikan Bang Dy akan lulus. Jadi aku mau Bang Dy daftarin diri disana," Ali menghentikan membaca novelnya lalu ia menolehkan kepalanya. Ia tersenyum dan mulai berbicara menggunakan bahasa isyaratnya.

Sya, makasih kamu udah beritahukan Bang Dy soal beasiswa di london itu. Tapi maaf Sya, Bang Dy gak bisa ninggalin Sya, Mama, kakek, dan nenek. Karna Bang Dy cuman mau nurutin pesan almarhum papa. Bang Dy tetap berada di Indonesia.

Putri tersenyum. Ia bahagia jika Ali menolak akan keluar negeri untuk melanjutkan studynya. Karna ia tahu Ali bukanlah orang yang gila akan kemewahan di sana, menurut Ali, selagi ia bisa ia tetap membiayai hidupnya untuk masuk kejejang perguruan tinggi.

"Bang Dy, aku punya sesuatu buat Bang Dy." Ali mengerutkan dahinya bingung seolah-olah berkata apa? Saat putri mengambil sesuatu di dalam tasnya. Putripun mendapatkan benda yang ia cari lalu ia memberikan benda berbentuk kotak itu ke abangnya.

"Ini Bang Dy! Oleh-oleh dari sya." Ali terdiam menatap kotak berwarna hijau itu. Ali menggelengkan kepalanya,ia menolak kotak itu.

Putri menghela nafas. "Kenapa?"

Ali menggelengkan kepalanya.

INAYS-

Ali berjalan menyelusuri koridor sekolah membawa tumpukkan buku tebal. Namun seseorang yang berjalan-jalan terburu-buru dan bruk!

Ali terjatuh memegangi lututnya, buku-buku yang ia bawa jatuh berserakkan. Segera lah lelaki itu merapikan buku-bukunya cepat. Seseorang itu merasa bersalah segera membantu lelaki berkacamata itu memungut buku-buku lelaki itu.

"Aduh, maaf kak aku gak sengaja..." Kata seseorang itu merasa bersalah. Ali hanya mengangguk sembari membereskan bukunya.

"Biar aku bantu yaa.." Tawar seseorang itu namun lelaki itu menggeleng dan masih membereskan bukunya. Lalu setelahnya ia beranjak.

"Maaf ya kak----" matanya menangkap name tag lelaki itu. "Kak dy---" ali menggelengkan kepalanya lalu ia mengambil buku kecil yang bergelantung di lehernya. Ia tampak menulis sesuatu lalu setelahnya lelaki memberikan kertas bertuliskan sesuatu, gadis yang menabraknya itu menerimanya lalu ia membaca dengan teliti.

Gapapa, tadi aku yang salah gak lihat-lihat jalan.. Maaf ya..

Gadis itu mengangguk mengerti. Lalu ia tersenyum.

"Kak, seharusnya aku minta maaf karna aku yang nabrak. Kakak gak usah nulis apa yang kakak mau ucapkan.. Aku ngerti bahasa isyarat kok..." Ucap gadis itu tersenyum.

"Ohiya, nama kakak Dylan Aliandra Syarief kan?" Ali mengangguk. Gadis bertopi itu tersenyum lalu tangannya terulur.

"Almeera Kalsea dressler, kakak bisa panggil aku Meera.." Ujarnya tersenyum. Ali tersenyum lalu ia berbicara dengan bahasa isyaratnya.

'Kamu boleh panggil aku ali kok' ujarnya tersenyum manis dalam bahasa isyarat.

Mereka saling mengobrol sambil berjalan menuju kekelas.

Aku bukan anak tiri mu. (DAS NEW VERSION) -END-Dalam tahap revisi. (2019)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang