•27•Ilalang

1.2K 71 6
                                    

Tak ada lagi kata yang ingin kuucapkan selain Rindu

-Putri-

***

Putri's POV

Derap langkah kaki ku memasuki sebuah ruangan yang amat familiar di mataku. Sebuah ruangan yang amat rapih dan bersih serta bau maskulin menyeruak di indera penciuman ku. Mataku menerawang memandangi sudut - sudut kamar milik abang ku. Entah mengapa dadaku terasa sakit kala mengingat orang yang amat kusayangi. Bang Dy.

Aku menghela nafas panjang dan berjalan pelan ke kasur biasa yang abangku tempati. Lihat sekarang, kamar abangku layaknya kandang ayam dan ia bisa menyulapnya dengan kamar yang amat bersih dan rapih. Kamar abangku berbeda dengan kamarku. Kamar yang sebelummya ia tinggali dan mendesainnya cukup bagus.

Aku terkekeh pelan mengimgat cita - cita abangku yang ingin sekali menjadi guru les bagian pelajaran fisika dan matematika. Padahal ia pintar dalam memdesain. Tapi kata sahabatnya, dia amat pintar dalam semua pelajaran tapi dia menguasai pelajaran Matematika dan Fisika, padahal menurutku fisika dan Matematika cukuplah rumit karna perhitungannya.

Tanganku terulur mengambil sebuah buku album yang mungkin ketinggalan saat ia di usir oleh ibuku. Ah mengingat itu membuat dadaku kembali sesak. Aku ingat bahwa Bang Dy telah banyak berkorban demi diriku dan keluargaku, ia menguras tenaganya demi aku dan keluarga bahkan kebutuhannya nyaris tak terpenuhi. Aku merutuk diriku yang tak tahu diri, hanya memberinya pembalasan yang cukup menyakitkan. Hhh.. Aku tak tahu mengapa tuhan selalu mengujinya?

Entah mengapa juga Ibuku amatlah membenci abangku karna suatu kekurangan dan lebih memilih menyayangi Putra angkatnya, maxime. Episode - episode kehidupan bang Dy memang berat tapi ia menghadapinya penuh keikhlasan dan kesabaran tanpa rasa mengeluh.

Tetes demi tetes air mataku jatuh kala membaca setiap kata perkata yang di tulis abangku. Tulisan perkatanya memanglah tak terlalu rapih tapi kemungkinan bisa di baca.

Untuk Mama.

12 mei 2013

Banyak orang berkata, bahwa anak kandung adalah harta terindah. Banyak orang berkata bahwa anak kandung pantas untuk di manjakan. Tapi mengapa diriku berbeda? Mengapa diriku tak sama sekali merasakan namanya pelukkan dari sang Ibu? Mengapa kau tak menganggapku sebagai anakmu? Apakah aku tuli dan bisu? Apakah aku hanya merepotkan?

Mama, kau harus tahu. Aku ini adalah anak kandungmu. Aku anak yang lahir dari rahimmu, aku anak mama. Bukan anak tirimu. Aku bukanlah anak tirimu ma. Aku ini anak kandungmu.

Mama, melihat dirimu memeluk anak lain membuat dadaku terasa sesak. Dan sakit. Dan itupula kau tak sama sekali ingin memelukku karna merasa jijik. Aku tahu ma. Aku tahu, bahwa kau membenciku. Tapi tolong ma, bukalah sercerca rasa peduli dan sayangmu pada ku sedikit saja, dan walaupun sedikir tapi itu bisa membuatku bersyukur karna merasakan pelukkan dan rasa sayangmu.

Aku menutup buku jornal milik abangku seiring airmataku jatuh membasahi wajahku. Dadaku teras sesak setelah membaca kata perkata yang di tulis oleh abangku.

Sungguh ini takdir benar - benar menyakitkan.

•ABAT•

Ilalang adalah tempat dimana abangku menenangkan dirinya. Tempat yang begitu indah di pandang. Aku memejamkan mataku menghirup udara segar padang ilalang. Aku kesini bersama Kekasihku, Ridho dan sahabat- sahabatku. Rizki, Tasya, Rafly dan Lesti yang membantuku untuk mencari keberadaan abangku.

Aku bukan anak tiri mu. (DAS NEW VERSION) -END-Dalam tahap revisi. (2019)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang