23:Untuk apa?

1.6K 85 13
                                    

Ali tengah memasukkan baju-bajunya di dalam tas. Sejenak lelaki itu menghela nafas lalu tangannya terulur mengambil pigura foto Ayah dan Ibunya. Senyumnya mengembang dari bibir mungilnya lalu mengusap pigura itu pelan.

"Mungkin ali harus pergi. Karna ali sadar, jika ali hanya merepotkan. Ali tau kalo adanya Ali di sini hanya membawa petaka dan keburukkan." Ucap Ali dengan nada lirih air matanya jatuh membasahi pipinya. "Ali pengen peluk mama sebentar saja." Lanjut Ali,lalu memeluk pigura itu. "Walau terlihat mustahil, karna ali tetap lah ali yang sama sekali di anggap sampah. Tapi Ali akan tetap menyayangi mama walau mama hanya membalas rasa pedih ini." Sambungnya memejamkan matanya erat.

Ali segera menyeka air matanya lalu memasukkan pigura foto itu kedalam tasnya. Setelah usai Ali mengambil secarik kertas dan bulpen untuk menuliskan sesuatu. Selang beberapa menit ia menyelesaikan menulis, iapun segera beranjak untuk pergi meninggalkan semua orang yang ia sayangi. Keputusannya telah bulat untuk pergi demi kebahagiaan orang di sekitarnya.

Ali berjalan keluar dari rumah. Dan menutup pintu rumahnya dengan kunci duplikatnya.

Ali berjalan dibawah  guyuran hujan dengan tatapan kosong. Pakaian yang pakai basah kuyup, ia pergi bukan untuk lari dari masalah tapi ia pergi demi kebahagiaan keluarganya. Tanpa lelaki itu sadari sebuah truck berangkutan semen melaju kencang kearahnya.

Brakkk!!!!!

Ali terpental jauh sampai ke pohon sekitar 5 meter. Cukup terbentur keras berakibatkan ia tak sadarkan diri. Semua melihat kejadian itu langsung mengerubungi Ali untuk di bawah kerumah sakit terdekat. Sedangkan truck itu lari enggan bertanggung jawab atas kejadian tabrak lari tersebut.

*****

"BANG ALI!!!!!!" Teriak Putri terbangun membuat Syairah, Citra terbangun. Kedua wanita berkepala empAt itupun menghampiri Putri yang tampak habis mimpi buruk.

Nafas Putri tersenggal, perasaan nya mulai tak enak tentang abangnya. Ia merasakan Abangnya ada di sini namun dengan keadaan mengenaskan.

"Put, kamu kenapa nak?" Tanya Syairah panik saat melihat Putrinya khawatir.

"Bang Dy ma.. Perasaan putri gak enak kalo terjadi hal buruk sama bang Dy maa..." Ucap Putri cemas jika Ali akan kenapa - napa.

Syairah dan Citra memandang Putri datar, "Ngapain kamu pikirin anak sialan itu? Bukannya kamu membencinya? Lagipula bagus kok kalo dia kenapa-napa dan lebih bagusnya kalo ada kabar kalo dia meninggal." Ucap Syairah santai.

"Ma... Jangan ngomong gitu. Dan Putri sadar kalo bang Dy gak mungkin lakuin hal-hal buruk, karna Putri tau kalo Bang Dy sangat sayang sama kita. Dia rela kerja keras tanpa istirahat, pulang kuliah langsung kerja bahkan makanpun dia susah." Ucap Putri menerawang dimana perjuangan Ali selama dua bulan ini, bahkan kebutuhan kakaKnya nyaris tak terpenuhi karna kebutuhan dirinya serta keluarganya. Tapi ia bersyukur karna Ali dapat beasiswa sampai S3

"Apa sih lebihnya dia? Kamu tau kan dia itu pembawa sial, gak sempurna. Apalagi dia gak pantas untuk hidup trus---" saat Citra ingin melanjutkan ucapannya tiba-tiba ponsel Syairah berbunyi. Wanita parug baya itupun segera mengangkatnya.

Senyum Syairah mengembang seketika membuat Putri dan Citra bingung.

"Apa Ali kecelakaan trus kritis?!" Syairah sengaja membesarkan suaranya. Putri mendengar itu langsung menitikkan air mata. Ia tak menyangka kenapa ujian berat ini harus di hadapi oleh abangnya?

****"

Verrel terisak memandang Ali yang tengah terlelap damai di balik pintu berkaca. Kabar bahwa Ali kecelakaan itu bagaikan pukulan telak baginya. Dan terlebih lagi bahwa kondisi Ali sangat tak memungkinkan, teringat ucapan sang dokter bahwa Ali mengalami pendarahan di kepalanya cukup hebat hingga Ali kehilangan banyak darah.

Aku bukan anak tiri mu. (DAS NEW VERSION) -END-Dalam tahap revisi. (2019)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang