Aku bukan anak tiri mu. (DAS NEW VERSION) -END-Dalam tahap revisi. (2019)

•04• Kehidupan Yang Miris

"Lo ngapain kesini hah?! Lo mau jadi pahlawan kesiangan untuk anak gagu ini?!!!!" Verrel berjalan mendekati maxime dan menatap tajam maxime.

Maxime tersenyum miring lalu ia berjalan mendekati Verrel, "ouuww, gak sopan banget ya lo rel, masuk-masuk kerumah orang!!" Ujar maxime menatap tajam Verrel. Ali melihat itu hanya diam, ia tak tahu harus berbuat apa

Ia benar-benar takut jika Verrel akan kenapa-napa.

"Justru! Lo gak sopan sama pemilik rumah ini! Lo berbuat seenaknya sama Ali." Kata Verrel tak mau kalah.

Maxime tersenyum miring sembari melipatkan kedua tangannya depan dada. "Ali pemilik rumah ini? Hahahaha duhhh... Verrel, Ali itu cuma numpang, dia itu anak angkat di sini!!!"

Ali mendengar itu hanya menunduk. Ucapan yang dilontarkan oleh maxime membuat hatinya sakit. Ia tahu selama ini keluarganya hanya menganggapnya orang lain. Segitu malangkah kehidupan Dylan Aliandra Syarief?

Verrel mengepal kan kedua tangannya menahan emosi, ia tak suka melihat maxime menganggap ali orang lain sebagaimanapun Ali tetap saudara maxime walaupun mereka saudara angkat, "hhh!! Lo keterlaluan banget ya! Kalo gue ali gue gak akan segan-segan buat abisin lo setan! Gua ngaku kalo gue itu lemah tapi kalo soal sahabat gua! Gue akan bertindak!" Sentak Verrel emosi, nafasnya naik turun menahan amarah yang memuncak.

"Ada apa ini?!!!!" Sentakkan seseorang saat mendengar kegandrungan dari ruang tamu membuat kedua lelaki yang adu mulut penuh emosi itu menengok.

Maxime melihat itupun segera beraktimg, "ini ma.. Si kurang ajar ini main masuk aja kerumah ini karna si gagu itu!" Ungkap Maxime sembari menunjuk Ali.

Verrel menatap tajam maxime, "heh! Jaga congor lo setan!"

Syairah segera berjalan sembari menatap tajam verrel, lalu setelah ia sampai di hadapan verrel tangannya bergerak menampar lelaki berkulit putih itu.

PLAK!

Ali terkejut tatkala melihat sahabatnya di tampar oleh ibunya sendiri.

Verrel meringis kesakitan merasakan darah segar keluar dari sudut bibirnya sembari memegangi pipinya terasa panas.

"Dasar anak kurang ajar! Ngapain kamu ngurusin keluarga saya hah? Lagipula bener kok kata maxime kalo Ali itu anak angkat disini!" Ali mendengar itu hanya menunduk sedih. Ia mencerna kata-kata ibunya terkesan menyakitkan.

Lagipula bener kok kata maxime kalo ali itu anak angkat disini.

Lagipula bener kok kata maxime kalo ali itu anak angkat disini.

Kalimat itu tergiang-giang di telinga Ali. Ali hanya diam tak berdaya, ingin mengeluarkan suara tapi ia tak bisa berbicara, ingin berteriak mengatakan di depan ibunya bahwa ia anak kandung syairah tapi itu mustahil, bisu tetap lah bisu sampai kapanpun. walau ali sama sekali tak dianggap anak kandung oleh ibunya tapi ia masih punya kepercayaan kasih dari tuhan, sang maha pencipta. Ia patut bersyukur masih mempunyai orang yang selalu mengasihinya, ayahnya dan masih mempunyai sahabat menyayangi dan menerima apa adanya segala kekurangan yang ia miliki, serta Sang Pencipta selalu menjaganya.

"Tante! Ali anak kandung tante! Seharusnya tante berikan perhatian dan sebutir kasih sayang untuk ali! Jangan egois tante dan seharusnya, tante nerima kekurangan Ali. Verrel kasihan melihat terus-terusan menderita, makan hati setiap hari, selalu di hina-hina karna dia tuli dan gak bisa bicara, verrel kasihan melihat Ali selalu menangis saat tante gak peduliin Ali, dan tante harus tahu! ALI MENYAYANGI TANTE LEBIH DARI APAPUN! DIA GAK PEDULI KALAU HATINYA SAKIT KARNA ULAH TANTE, GAK PEDULI DIA TERLANTAR LAYAKNYA ANAK JALANAN YANG IA PEDULIKAN DIA SANGAT SAYANG SAMA TANTE!" ucap Verrel penuh penekanan di setiap kalimatnya dengan derai air mata. Ia tak peduli dikatakan banci, tak peduli dikatakan cengeng. Karna ia tahu tak selamanya manusia bisa kuat, dan tidak cengeng, pasti manusia merasakan namanya tangis dan derita. Karna ia juga tahu, tak selamanya kehidupan manusia hidup dengan kesenangan, karna kehidupan manusia pasti merasakan namanya kesedihan serta kepedihan.