24:Memeluk Bulan

1.9K 104 48
                                    

Hai hai kalian bingung kenapa aku tulis informasi di atas? Bukannya dibawah?

Aku cuman mau bilang makasih ya udah mau baca ceritaku ini. Aku terharu baca komentar kalian. Dan maaf jika ada tutur kata yang tidak baik yang saya lontarkan dan atas kealayan saya.

Dari pada kalian bingung cus kita baca.
___

Seandainya Bulan itu mama yang tersenyum tulus kearahku maka aku sangat bersyukur dapat melihat ia tersenyum padaku.

-Aliandra Syarief-

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ali tersenyum getir saat melihat dan mendengar Maxime mungucapkan ijab qobul. Dari luar ia nampak bahagia tapi hati? Tentu saja sakit. Verrel melihat itu merasa iba pada Sahabat kecilnya yang harus menyaksikan Prilly dan Maxime yang akan bersatu. Mati-matian Ali menahan sakitnya pun beranjak meninggalkan tempatnya membuat semua para undangan menatapnya bingung tapi itu semua tak di gubris oleh Ali. Ia tak kuat menahan sakit ini, ia tak sanggup menyaksikan orang yang ia cintai menjadi milik orang lain.

Kaki Ali melemas di sebuah taman. Ia menangis tanpa bersuara di bawah guyuran hujan. Verrel yang tadi mengikutinya ia melihat Ali terisak, ia rasanya ingin memaki Maxime dan Prilly karna telah membuat Ali tersakiti.

Ali merutuki dirinya, mengapa ia bisa mencintai orang yang mencintainya? Mengapa ia bisa jatuh dalam pesona orang yang membencinya? Mengapa ini terjadi? Ah seandainya saja ia tak mencintai Prilly, hatinya tak akan bertambah luka. Dan seandainya saja ia menolak pernikahan itu pasti ia tak akan tersakiti. Tapi semua telah terjadi, mau apa boleh buat?

Memang kata orang jika mencintai seseorang yang membenci kita itu sangatlah sakit. Apalagi menyaksikan pernikahan orang yang kita cintai dengan Saudaranya itu lebih sakit. Dan kini Ali tak bisa berbuat apa-apa selain melupakan Cintanya dan belajar mencintai orang lain.

Ali mendongakkan kepalanya menatap langit malam yang gelap tanpa bulan dan bintang seakan mengerti kegelisahan dan kesakitan di hatinya.

Verrel tetap berdiri pada tempatnya memandang Ali dari kejauhan.

"Li, gue sakit lihat lo tersiksa lahir batin kayak gini. Gue gak tega lihat lo kayak gini." Ujar Verrel pelan memandang Ali yang membelakanginya.

******

Gemercik hujan membasahi bumi sedaritadi malam belum kunjung reda membuat orang-orang masih betah di tempat tidur. Terkecuali Ali yang tengah duduk di teras memandang anak sekolah berlalu lalang menggunakan payung. Sejenak Ali menghela nafas gusar sambil bertopang dagu, ia bosan di rumah terus terlebih lagi rumah kontrakkannya amat sepi karna disedaritadi Mama, Putri dan kakekneneknya tengah kerumah saudara Ayahnya Di Yogyakarta. Apalagi ia tak di perbolehkan Verrel kuliah dulu, karna beralasan bahwa Ali habis di operasi.

"Li bahan dapur udah abis. Lo kepasar deh li." Ujar seseorang membuat Ali menoleh kan kepalanya.

Ali hanya mengangguk namun saat hendak beranjak sebuah mobil BMW berhenti di depan kontrakkannya. Gadis itu berlonjak senang kala melihat kedua orang tuanya membawa makanan untuknya. Ali hanya tersenyum tipis melihat Prilly senang. Tapi nampaknya Romi dan Citra menatap Ali penuh kebencian.

Aku bukan anak tiri mu. (DAS NEW VERSION) -END-Dalam tahap revisi. (2019)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang