Ali membuka pintu kala seseorang mengetuk pintu, ia terkejut tatkala melihat Prilly tengah mabuk berat di pelukkan pria tak di kenalnya.
"Thanks ya lo udah jual istri lo ke gue." Ujar pria itu membawa Prilly ke Ali dan memberikan sebuah amplop cokelat ke lelaki berkacamata itu. Ali terkejut karna ucapan pria asing itu mengatakan bahwa ia telah menjual istrinya ke pria itu.
Ali menolak amplop tersebut. "Maaf, saya ga tau sama sekali ini. Dan saya mohon jangan mengada-ngada. Saya tidak menjual istri saya ke anda, jadi saya mohon jaga ucapan anda." Ucap Ali sesopan mungkin pada pria berusia dewasa yang menghantarkan prilly pulang dan menolak amplop tersebut.
"Bukannya anda yang menelepon saya untuk membeli istri anda? Anda Aliandra Syarief kan?"
"Iya memang saya Ali, tapi saya tidak pernah mengatakan itu pak." Ujar Ali.
"Tapi saya punya bukti kuat, ini.." Ucap pria itu memperlihatkan nomer milik Ali. Ali terkejut seketika, darahnya bedesir kala melihat nomernya tertera di ponsel pria itu. Pria itu menaruh kembali ponsel kedalam saku. "Jadi cukup membuktikan bahwa anda telah menjual istri anda kesaya. Maaf, saya permisi." Lanjutnya pamit. Ali memandang Prilly nanar, bau alkohol menyengat di indera penciumannya. Segera membawa Prilly kekamar pribadi istrinya.
Namun sedetik kemudian ia mendengar lenguhan tak jelas dari Prilly. "Lo jahat li, lo udah jual gue demi harta." Ucap Prilly dengan suara serak karna masih dalam pengaruh alkohol.
"Segitu jahatnya aku di depan mata kamu. Sampai kamu mengatakan bahwa aku menjual kamu." Lirih Ali menahan sesak di dadanya.
Alipun membuka kamar pribadi prilly dengan hati-hati, lalu menggendong prilly penuh kasih sayang ke tempat tidur.
"Aku emang laki-laki ga punya apa-apa. Aku emang laki-laki hanya di anggap sampah oleh orang-orang. Tapi aku mencintai kamu setulus hati aku." Ucap Ali pelan memandang istrinya nanar sembari menyelimutinya dengan selimut.
"Aku berharap jika suatu saat kamu bisa bahagia walau bukan sama aku. Karna aku tahu, kalo kamu gak akan pernah mencintai aku." Ali memandang Prilly yang kini terlelap dengan nanar, setitik cairan kristal bening bergerumul di pelupuk matanya.
Ali menjongkokkan badannya mencium kening istrinya penuh kasih sayang. "Selamat malam, semoga kamu di berkati kebahagiaan." Ujar Ali pelan, lalu berlalu meninggalkan kamar Prilly tak lupa menutup pintunya.
****
Plak!
Suara tamparan keras mengenai pipi Ali kala Prilly menamparnya. Ali memandang istrinya sendu sembari memegangi pipinya terasa panas.
"Gue gak nyangka kalo lo jual gue demi harta. Dimana hati lo hah?! Kenapa lo tega-teganya jual gue, gue ini istri lo!!!" Ucap Prilly sembari menangis histeris karna tak menyangka jika suaminya menjualnya.
Ali menggeleng kan kepalanya, "demi allah prill, aku gak jual kamu..."
"Heh! Ga usah bawa-bawa Allah! Anjing!!" Ujar Maxime dengan nada ketus.
"Iya, maling tetap maling, brengsek tetap brengsek! Kelakuan di luarnya baik tapi dalamnya busuk." Celetuk Putri sinis. Ali hanya diam, hatinya sakit saat di katakan itu.
"Dan seharusnya kamu mati aja! Karna kamu udah nyusahin kita!" Sambar Syairah sinis dan jelas membuat hati Ali seakan tercubit.
"Iya, semenjak kamu lahir hidup keluarga ini gak tentram. Dan sebaiknya kamu itu pantesnya jadi sampah, udah dekil, dan bau lagi." Ali menundukkan kepalanya, ia menangis merutukki dirinya yang enggan menjelaskan kebenaran.
"Iya, semenjak kamu hadir di kehidupan kita, hidup kita ga tentram!" Ali hanya terdiam seribu bahasa, hanya air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku bukan anak tiri mu. (DAS NEW VERSION) -END-Dalam tahap revisi. (2019)
FanfictionDALAM TAHAP REVISI DAN REMAKE. Note : DALAM BEBERAPA PART AKAN DI REVISI ATAU DI REMAKE. Start : Desember 2017 Ending : 11 Juni 2018 Revisi : 22 Juni 2018 No copas! Genre : Drama (Family, sad, friends, and romance) Dylan Aliandra Syarief New Version...