Disepertiga malam dua insan yang sedang menikmati tidurnya, bangun untuk melaksanakan kewajibannya
"Dek, ayoo bangun tahajjud dulu"
"Hmmmmmm, aku masih ngantuk kak" belakangan ini semenjak hamil dhanti lebih malas untuk bangun tahajjud
"Ayolah dek bangun dulu, abis sholat kamu boleh tidur lagi deh. Baca qur'an nanti aja. Aku mohon sayang"
"Iyaiya nih aku bangun" dhanti duduk dan bersandar di ranjang
"Yaudah ambil wudhu lah"
"Sabar kenapa si ah" dhanti akhir akhir ini emang sering emosional
"Dasar bumil"
"Apa kamu bilang?"
"Engga tadi ada kucing lewat lagi hamil"
"Bohong" dhanti beranjak dari ranjang, berjalan menuju kamar mandi
"Tuh kan suaminya malah ditinggalin" celetuk darul
"Aku udah selesai udah sana kamu wudhu" dhanti keluar dari kamar mandi dengan mata yang masih mengantuk
"Iyaa aku jangan ditinggalin yang"
"Iyaa, kan kamu imam masa aku tinggalin"
"Hahahahahahaha" darul tertawa renyah
"Dihhh dia tawa" dhanti menyiapkan baju koko biru, sarung putih, dan sebuah peci putih
Dhanti bersiap memakai bawahan mukenanya, Dan menuggu Darul keluar dari kamar mandi, darul keluar dari kamar mandi dan melihat istrinya sudah tertidur pulas di sofa
"Ya Allah anza anza, selama apa sih aku di kamar mandi, sampe kamu ketiduran kaya gini" darul menggendong dhanti ke ranjang dan menidurkannya
Darul tidak memaksa dhanti untuk sholat, karena dia tau istrinya itu sangat lelah
Menjelang pagi, darul membangunkan dhanti untuk sholat subuh tapi dhanti tak kunjung bangun akhirnya darul harus berusaha selembut mungkin agar dhanti bangun dari tidurnya
"Sayang bangun dulu yuk, sholat subuh dulu udah jam 5 kurang nih. Nanti keburu mataharinya naik loh" darul berkata selembut mungkin sambil menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya
Namun dhanti masih saja menutup matanya, darul tidak akan menyerah
"Istriku bangun yah, kita sholat subuh berjamaah, nanti abis sholat subuh aku bacain surah ar-rahman deh dengan suara paling indah sebagai kado milad kamu. Nurut dong yang sama suami kamu ini" kini perkataan darul benar benar sangat lembut
Sebenarnya darul nggak tega membangunkan dhanti, tapi ya mau gimana lagi kalau darul membiarkannya dia juga yang dosa
Dhanti mengerjap dan duduk di tepi sofa, rambutnya yang terurai menutupi wajahnya
"Bener ya, kakak janji abis sholat subuh bacain aku surah ar-rahman. Awas aja kalo boong"
"Iya sayang aku janji" darul mencubit pipi kanan dhanti dan merapihkan rambutnya
"Yaudah ambil wudhu dulu sana"
Dhanti melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan seketika langkahnya terhenti
"Tunggu yang" darul menyetopkan langkah dhanti
"Apalagi? Tadi disuruh ambil wudhu" tanya dhanti agak kesal
"Ishhh, sini dulu apa"
Dhanti menghampiri darul yang sedang duduk di sofa, dan berdiri di depannya
"Apa?"
"Aku belum mengucapkan salam dan selamat pagi sama calon anak kita" darul mengelus perut dhanti yang sudah membuncit kebetulan usia kandungannya kini telah mencapai 8 minggu
"Assalamualikum anak abi, selamat pagi, kamu tau ga kalo hari ini milad umi?. Umi nya semakin malas nih dibangunin sholatnya, kamu tegur umi aja ya kalo umi malas bangun, kita kerja sama ya sayang okehh" ucapan darul membuat dhanti mengukir senyumnya dhanti membelai rambut darul yang kini berada di depan perutnya
"Kamu ih, rasa malas aku tuh reflek karena lagi hamil, jadi wajar lah. Terus aku juga lebih sensitif"
"Iya sayang aku tau, aku bisa mengerti semuanya. Aku akan selalu sabar menghadapi semuanya sayang" darul memberikan dua morning kiss yang pertama karena dhanti udah nurut dan yang kedua untuk calon anaknya
Pipi dhanti bersemu merah karena telah menerima dua morning kiss sekaligus, dhanti meninggalkan darul begitu saja sedangkan darul tersenyum melihat sikap dhanti
Setelah selesai melaksanakan kewajibannya, darul membacakan surah ar-rahman dengan suara merdu, melihat dhanti sangat nyaman dia melanjutkan membaca surah al-kahfi itu semua hanya untuk istri kesayangannya
"Alhamdulillah, mau aku bacain lagi sayang? "Tanya darul
"Alhamdulillah, udah kak nggak usah. Kakak udah haus banget aku ambilkan air dulu ya" dhanti beranjak dari duduknya, tapi darul memegang pergelangan tangannya dan menahannya
"Kenapa kak?" dhanti duduk kembali menghadap darul
"Aku sangat mencintaimu" satu kecupan berhasil mendarat di kening dhanti
"Aku juga sangat mencintaimu" darul memeluk pinggang darul dan bersandar di dadanya
Darul membalas pelukannya, dan mengecup puncak kepalanya, aroma bunga matahari dari rambutnya sangat jelas tercium di hidung darul.
Sehabis sholat subuh, mereka terlelap. Pagi tiba, dua insan masih setia dengan posisi nya diatas ranjang. Jam menunjukkan pukul 8.30, mata dhanti mengerjap
"Kak" dhanti berusaha melepaskan tangan darul dari pinggangnya
Engga ada respon, tangan darul masih melekat di pinggang dhanti
"Kakak ih" dhanti terus berusaha
"Hmmmm" balas darul
"Lepas aku sesak"
"Tapi aku ga mau yang" darul makin melekatkan pelukannya
"Ini dede bayinya kasian"
Darul akhirnya melepaskan pelukannya, dhanti beranjak dari tidurnya dan duduk diatas ranjang. Darul juga melakukan seperti yang dhanti lakukan,
Satu ciuman berhasil mendarat di bibir dhanti, seketika pipi dhanti memerah dan merasa kaget, dia baru saja menerima morning kiss yang ketiga kalinya dari darul"Ishhhhh kebiasaan" dhanti mendorong bahu darul dengan cukup keras
"Kok kamu galak si?" Darul mencoba mendekati dhanti, namun dhanti berhasil menghindar
"Emang aku galak" dhanti berjalan menuju kamar mandi
Melihat sikap dhanti yang semakin kekanak- kanakan semenjak hamil, darul tertawa dan menggelengkan kepalanya
Maaf ya kalo part ini feel nya kurang😂 aku kehabisan ide hehe😂
Jangan lupa votmentnya yaa💕
Sebaik-baiknya bacaan adalah Al-qur'an😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia? Imamku
Spirituale"Cinta suci itu adalah yang didasari keimanan antara ikhwan dan ukhti yang saling mengikat hati pada janji suci pernikahan"- Dhanti Alanza "Ukhti sempurna itu yang setia menjaga hatinya untuk tidak terjerumus ke perangkap syetan"-Darul Rasyad