Bertahan sayang

1.1K 60 9
                                    

Seorang security memberikan isyarat agar resepsioner memberi tau nomor kamarnya, sedangkan azmira hanya bisa menangis melihat kejadian sekarang karena semua ini atas ulah
dia

"Suite room nomor 264 di lantai 4 tuan" ucap resepsioner itu yang sudah sangat takut dengan apa yang nanti dilakukan darul jika dia tidak memberi tau nomor kamarnya

Dengan cepat darul berlari kearah lift lalu menekan tombol angka 4, namun kini azmira tidak mengikuti darul. Darul keluar dari lift dengan pakian setelan jas yang terlihat formal mencari nomor 264 di lorong kamar itu, darul menemukan kamarnya dengan nomor 264 dan bertipe
suite room darul meminta kuncinya ke resepsioner di lobby tadi dan dia berhasil membuka pintu kamar itu.

Darul memasuki kamarnya dan
mendapati dhanti terbaring lemah diatas lantai dengan pecahan gelas disertai tumpahan air

"Ya Allah dhanti, kamu kenapa sayang" darul mendekati dan mengangkat tubuh dhanti
kepangkuannya, tanpa pikir panjang darul menggendong dhanti dengan gaya bridal stylenya dan keluar dari kamar hotel

Ternyata azmira menyusul darul ke atas, dan melihat dhanti dalam keadaan sangat lemas yang di
gendong darul

"BUKA LIFT NYA MIR!!" perintah darul dengan nada tinggi

Ketika lift terbuka mereka masuk, lalu azmira menekan tombol angka 1

"Bertahan ya sayang" darul menatap wajah dhanti dan mengecup dahi nya

Mereka keluar dari lift dan berjalan dengan cepat menuju pintu lobby, mobil darul sudah siap di depan pintu lobby

"Makasi pa" ucap darul pepada seorang security yang sudah membantu menyaipakan mobilnya

"Sama sama pa, hati-hati dijalan pa" balas security itu, lalu dibalas senyum singkat dengan darul

"Mir kamu masuk duluan, jagain ka dhanti" azmira masuk ke dalam mobil dan memangku dhanti

Darul masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi, lalu menjalankan mobil dengan
kecepatan tinggi menuju rumah sakit.

Sampai di depan lobby rumah sakit, mereka disambut oleh kereta pasien serat perawat yang akan menolong dhanti, darul dan azmira ikut mendorong dhanti menuju ruang UGD untuk diperiksa terlebih dahulu.

Seorang dokter perempuan melarang darul dan azmira masuk ke dalam

"Silakan bapak tunggu diluar saja" ucap dokter itu ke darul

"Tapi dok" elak darul dan terus memandangi dhanti dan kemudian menghilang dari pandangannya

Azmira menarik lengan darul, untuk menjauhi pintu UGD supaya
dipercepat tindakan untuk dhanti

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin" ucap dokter iti dengan sangat tenang

"Tenang ka" ucap azmira yang kini mencoba menenangkan darul

"Bagaimana saya bisa tenang, istri saya disana pingsan tanpa saya ketahui sebabnya!"

Darul semakin resah dan mengendurkan sedikit dasinya membuka satu kancing atas kemejanya melepas jasnya, lalu melipat lengan kemejanya sebatas siku

"Aku akan telfon mama sama papa" ucap azmira lalu berkutik dengan handphonenya

Mom calling...

"Hallo mah, aku sama ka darul ada dirumah sakit. Ka dhanti pingsan mah mama cepet kesini ya"

"Apa?! Dhanti dirumah sakit? Kamu ga bercanda kan mir? Alamat rumah sakit nya dimana?"

Respon mama risha yang sangat kaget disebrang sana

"Alamatnya mira kirim dari Whatssapp ya"

Azmira mengirim alamat rumah sakitnya via Whatssapp, ke mama risha.

Sedangkan darul masih
belum bisa berpikir jernih sekarang, darul memijat ujung hidungnya dan semakin resah dengan apa yang telah terjadi 2 kali aku mendapatkan kamu dalam keadaan pingsan anza, sebelum aku berangkat kamu pingsan di kamar mandi yang aku ga tau sebabnya dan sekarang kamu pingsan di hotel. Aku merasa aku gagal jadi seorang suami buat kamu anza. Maafkan aku sayang, aku menyesal tidak memberi kamu kabar selama disana batin darul

Darul meneteskan air mata dari pelupuknya, dan buru-buru menghapusnya, karena takut terlihat
oleh azmira.

Orang tua nya telah sampai dihadapannya, darul mengangkat kepalanya dan memeluk papanya

"Darul ngga bisa jaga dhanti, darul gagal jadi suami yang baik buat dhanti. Darul ngga pantes pah
buat dhanti, hiks hiks darul nyesel pah darul ngga kasih kabar ke dhanti selama di swiss" darul
terisak di pelukan papanya, sementara azmira juga menangis dipelukan mamanya

"Kamu ngga boleh bicara seperti itu darul. Bagaimana pun ini musibah" papa dani melepas pelukannya dan menatap wajah darul

"Dhanti dan azmira dirumah kan? Dhanti pingsan dirumah? Dan kamu ngga tau mir?" Papa dani
beralih dengan menatap azmira

Aku hari ini Up 2 kali gays,aku merasa bersalah banget sama kalian setahun lebih ternyata aku ngga upload part baru maafin aku banget yaa😭😭.Terus juga part yg sebelumnya ga rapih banget maaf sekali lagi aku harus bener² rapihin ceritanya karena aku sempet ganti handphone jadinya kacau banget:(. Setahun itu jga aku sibuk karna kelas 12 menghadapi berbagai ujian makannya aku vakum dulu:"

Makasih banyak banget yg bertahan sampe sekarang yaaa♥️♥️♥️ tanpa kalian aku mungkin udh ga bisa lanjutin ini:((

Comment yaa beb kurangnya dimana biar nanti aku ubah lagi jdi lebih enak dibacanya,untuk kedepannya aku akan sering up tapi mungkin lebih singkat ceritanya😊😊😉

‼️Dia?Imamku update rutin seminggu 3x yaa ukhti hari senin,rabu,dan sabtu.Jadi 3 hari itu stay tuned yaa😊‼️

Selamat Membaca semoga feel nya makin kerasa yaaa😉♥️

Sebaik-baiknya bacaan adalah Al-qur'an😊😊

Dia? ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang